Fase Yatim adalah Fase Pembentukan Pribadi Anak



    Dalam pendidikan  di pesantren, Pimpinan memberikan istilah "Yatim". Semua santri yang belajar di Pesantren Hidayatullah, sengaja "Diyatimkan" untuk membentuk iman dan aqidah anak. Sebagaimana Baginda Nabi Muhammad sebelum menjadi Rasul beliau melewati fase keyatiman. Meninggal Ayah ketika dalam kandungan, Meninggal Ibu ketika masih berusia 6 tahun, meninggal Kakek hingga membuatnya mencari nafkah untuk dirinya sendiri karena tidak ingin membebani orang lain, yang waktu itu beliau hidup bersama Pamannya Abu Tholib. Dan saat itu, ia tidak memiliki tempat bergantung selain ALLAH SWT. Saat itu yang ia katakan hanyalah " Ya Rabbii, Yaa Rabbiiii". Menunjukkan berserah diri kepad Dzat yang menciptakan.

    Santri jauh dari orang tua, bahkan berkomunikasi dengan keluarga dibatasi, semua kegiatan ia lakukan sendiri secara mandiri. Bekerja bakti, membersihkan pakaian, membereskan tempat tidur, makan harus antri, dan lain sebagainya. Itu semua kegiatan yang di skenariokkan untuk "Meyatimkan anak" agar mereka berdiri dengan kaki sendiri dan mereka bergantung hanya Pada Sang Ilahi Rabbi. 

      Saat sang anak diberikan kesulitan dia akan meminta pertolongan pada Allah di doa dan sujudnya, memohon petunjuk apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi kesulitan yang ada di depan matanya. Semua kegiatan ia lakukan dengan berdoa bukti berpasrah pada Sang Pencipta. Kalau mereka lari kepada manusia, manusia serba kekurangan, Kepada Teman, ia tidak punya apa-apa dan tidak bisa apa-apa, dan satu-satunya tempat mengadu adalah Allah. Maka, dengan sendirinya anak akan menjadi lebih dewasa, karena usia tidak menjamin dewasa. Fase ini adalah Fase terbaik yang mereka miliki untuk membentuk pribadi mereka yang semula lemah menjadi kuat, manja menjadi mandiri, lambat menjadi cepat, lamban menjadi militan, malas menjadi tangkas.

    Sehinga, ketika mereka sudah dididik oleh "Fase Keyatiman" itu, maka kita akan mendapatkan generasi muda yang tangguh dan militan. Menjadi kebanggaan orang tua dan menyebarkan dakwah Islam dengan waktu dan tempat yang tidak terbatas.

     Ketika Rasulullah menghadapi persoalan luar biasa, maka turunlah Surah Adh Dhuha. salah satu ayatnya,  "alam yajidkayatiiman fa aawaa" bukankah dulunya engkau orang yatim kemudian Akulah yang memeliharamu.

    Ust Jamaluddin Nur Pimpinan Hidayatullah Batam mengingatkan di awal santri-santri baru masuk di Pondok ini. "Yatim nya kalian akan membentuk pribadi yang hebat. Sebagaimana Rasulullah Yatim kemudian dia menjadi Manusia teladan sepanjang zaman."

     Santri yang menjadi "Yatim" tidak akan terbengkalai atau terlantar. Justru Allah akan menjaganya siang dan malam. Hari-hari yang ia lewati tidak lepas dari Dzikrullah. Menghafal Qur`an dan beribadah di siang dan malam adalah aktivitas mereka. Bukankah itu yang mengundang pertolongan Allah ?
Oleh karena itu, para orang tua di rumah akan merasa nyaman dan tenang ketika mengetahui bahwa anaknya belajar di Pesantren. Itu sudah Allah hantarkan rasa damai dan tentram dalam hati Para orang tua sebagai hadiah dari Allah karena anak mereka akan menjadi Penyebar dan penegak AGAMA yang Mulia ini.

@shiddiqstory

Posting Komentar

0 Komentar