Nama lengkapnya
adalah abu al Qosim Khalaf Ibnul-Abbas Az-Zahrawi atau di dunia barat di kenal
dengan nama Abulcasis. Lahir di az-Zahrah, sebelah utara Cordova, ibu kota
Andalusia( Spanyol sekarang). Ia merupakan toko cendikiawan dengan bakat
multitalenta yang luar biasa di awal zaman keemasan dunia Islam, khususnya Andalusia.
Ia seorang dokter ahli bedah (surgeon).
Bahkan karena kesungguhan inovasinya di bidang bedah, ia dikategorikan sebagai “the father of surgery”.
Ia menulis buku
berjudul at tasrif (metode
pengobatan- the method of medicine) sebuah ensiklopedi kedokteran yang terdiri
dari 30 jilid yang di uraikannya secara rinci dengan melukiskan lebih dari 200
gambar yang antara lain penekan lidah ( spatula ), ekstraktor ( pencabut) gigi,
hingga kateter, dan peralatan obstretic ( kandungan) . sebuah penemuan Autentik
yang belum pernah dilakukan oleh para
dokter sebelumnya. Buku tersebut menjelaskan pula bidang pengobatan, ortopedi,
mata, farmakologi, nutrisi, dll. Buku ini merupakan buah karya yang mencatat
pengetahuan dan pengalamannya selama 50 tahun, lebih dari separuh hidupnya dia
abdikan dalam profesinya. Buku at tasrif
merupakan masterpiece pemikirannya dan merupakan rujukan di bidang
kedokteran. Buku ini di terjemahkan ke dalam bahasa latin dengan judul chirugia ( ilmu bedah).
Buku tersebut
menjelaskan berbagai terknik bedah dan
pengobatan, kauterisasi, bekam, kebidanan, dan obstertic, serta perawatan luka.
Menguraikan pembukaan bagian arteri temporal untuk menghilangkan tipe sakit
kepala, kanalisasi urin ke rectum, pengurangan mammoplasty untuk payudara yang terlalu besar, serta
pengangkatan katarak. Dalam bukunya, Az-Zahrawi menjelaskan pula teknik pengobatan berkaitan dengan tulang dan sendi,
frakturnasal ( hidung), dan vertebra ( tulang belakang ). Ilmu kedokteran
mengenal baik metode kocher untuk penangan dislokasi bahu. Faktanya, buku at
tasyrif telah menjelaskan hal
tersebut jauh sebelum kocher lahir.
Bukan itu saja, Az Zahrawi telah
memperkenalkan penggunaan kauter ( zat yang dapat membakar ) dalam bedah,
menjelaskan tonsilektomi ( pengangkatan tonsil, dalam bahasa awam
sering di sebut amandel ) ,trakeotomi, dan kranitomi yang dilakukan pada
janin yang telah mati. Ia menjelaskan bagaimana
cara menggunakan pengait untuk mengangkat polip di hidung, bulb syringe untuk memberikan enema pada
anak-anak, serta pisau metal dan speculum untuk mengangkat batu di kandung kemih.
Di
bidang kebidanan, dikenal “ posisi walcher” yang sebenanrnya pertama kali di jelaskan oleh
Az-Zahrawi ( jika ingin fair, seharusnya di sebut “ posisi zahrawi” bukan “
posisi walcher” ). Ia yang pertama kali
menggambarkan arkus ( lengkung ) gigi, depressor lidah ( spatula), kateter, dan adanya kaitan herediter ( keturunan ) pada kasus hemophilia. Ia juga menjelaskan ligasi ( pengikatan) pembuluh darah pertama
kali. Jauh sebelum ambroise pare mengemukakannya ! dalam sejarah
pengobatan dan kedokteran , ia termasuk pelopor
bahkan orang pertama yang mampu mengoprasi salurang kencing dan mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran tersebut. Dialah pelopor ilmu bedah yang pada waktu itu
belum dikenal di dunia barat.

Az-Zahrawi
adalah contoh kesungguhan dalam menekuni bidangnya secara profesional. Lebih dari
50 tahun ia aktif sebagai pelatih , pengajar, dan membuka praktik dengan tekun.
Ia pun pelopor dalam bidang etika kedokteran
yang menggugat para dokter agar menjalin
hubungan dengan pasien secara
positif dan bersungguh-sungguh serta
memberikan pelayanan tanpa melihat status sosial (irrespective og the their social status) .
1000
tahun lalu, dari rahim peradaban islam telah lahir pelopor kedokteran yang melahirkan begitu banyak prestasi
gemilang. Waktu boleh berlalu tapi kemenangan tak boleh pupus. Ini seharusnya
menjadi cambuk bagi kita untuk lebih semangat dan giat dalam menjalankan
kewajiban kita sebagai muslim. Menuntut ilmu dengan penuh kesungguhan dan
ketekunan hingga akhirnya menjadi catatan emas untuk sebuah peradaban. Jika kita
melihat bahwa banyak orang-orang di eropa yang memiliki prestasi dan membuat
kita menjadi jatuh semangat untuk mengejar mereka atau menyaingi, maka kita
harus mengulang dan mengkaji lagi sejarah islam yang memiliki peradaban modern
disaat barat terpuruk dan jatuh.
Mudah-mudahan
kita akan menjadi generasi penerus dan memulai kembali peradaban islam yang
makmur seperti dahulu. Karena semua peradaban dan kisah menakjubkan bukan hanya
dongeng belaka akan tetapi sejarah yang tertulis dan di akui oleh seluruh
dunia.
REFRENSI
1.Yahudi mengapa mereka berprestasi. K.H Toto Tasmara.
0 Komentar