Memiliki sahabat yang baik merupakan sebuah karunia yang tinggi yang patut disyukuri. Aku ingin menyampaikan kepada kalian bahwa saat kita hidup ini, berarti kita sedang menggenggam kesempatan yang sama dengan orang lain disekitar kita. Hanya saja apakah kita bisa memanfaatkan kesempatan itu. Aku memiliki sahabat, ia adalah sahabat yang baik dan sangat bersyukur menjadi sahabatnya. Sahabatku Muhammad Ridho Nasri yang saat ini menimba ilmu di pondok tahfidz Isy Karimah, Solo. Aku memintanya untuk memberikan nasehat kepadaku. Dan berikut nasehat beraharga yang aku abadikan dalam tulisan sederhana ini, semoga Allah menjaganya dan memberikan kebaikan untuk diri ini, dia dan kita. Nasehat ini menjadi teguran bagi kita semua, hendaknya untuk mengislah diri masing-masing.

     "Seandainya kita hidup di zaman sahabat mungkin kita tidak akan terpakai Sul, karena kita masih sibuk dengan dunia kita, ilmunya sedikit, malasnya lagi!!. Sudah apa yang kita lakukan untuk Diin kita Sul?, Jika Rasulullah tahu kita malas-malasan begini, pasti Beliau  sedih dan kecewa Sul. Siapa lagi yang Rasulullah harapkan lagi Sul untuk mendakwahkan Diin ini kalau bukan kita. Belajar capek, tak belajar juga capek. Menghafal Qur`an capek tak menghafal Qur`an  capek. Ibadah capek, tak ibadah capek, I`dad capek tak i`dad, semuanya sama-sama lelah. Orang main hp seharian juga lelah, bahkan orang kafir sekalipun lelah untuk menghancurkan kita. Sekarang tinggal kita pilih, mau lelah yang barokah atau hanya berada dalam kesia-siaan yang berujung penyesalan. Nasehat buat ana dan antum Sul". (Nasehat ini beliau kirim melalui Whats App beberapa hari yang lalu)

   Membaca Nasehat yang berharga, aku merasa ditegur dan langsung menyalahkan diriku yang memang berada digaris kemalasana. Aku sungguh malu dan tidak bisa membayangkan apabila aku berada di zaman Sahabat, apakah aku mampu mengimbangi ritme ibadah mereka, perjuangan mereka, pengorbanan mereka, dan keimanan mereka. Aku benar-benar malu dan merasa bersalah.

  Ingin rasanya meminta maaf kepada baginda Rasulullah SAW, karena belum menjadi umatnya sesuai yang diharapkan. Tidak terbayangkan bagaimana pegorbanan Sahabat Abdurrahman Bin Auf yang rela meninggalkan kekayaannya demi diizinkan hijrah ke Yastrib. Pengorbanan Khabab yang merasakan siksaan berkepanjangan, Bilal bin Rabbah yang disiksa hingga koma. Apa yang sudah kita berikan untuk agama?

    Semoga kita mendapatkan manfaat dari tulisan sederhana ini.

Berikut adalah dokumentasi yang sengaja kuminta darinya, foto-foto kegiatannya ketika mendaki gunung. Semoga Allah memudahkannya menghafal Qur`an di Ma`had Tahfidz Isy Karimah;

santri cinta negeri!

Muhammad Ridho Nasri

Alumni Pondok Modern Al Jauhar tahun 2014








   Saat ini kita harus menyiarkan kebaikan sekecil apapun kepada orang banyak, karena diwaktu yang sama orang-orang jahat sedang menyebarkan misinya untuk menyesatkan saudara-saudara kita. Wallahu a`lam bishowab