Aku menikahinya pada 14 september 2018, dua hari sebelum pernikahan aku baru berangkat dari Batam ke kampung halaman. Karena memang itu waktu yang aku punya untuk bisa pulang kerumah. 3 pekan setelah kami menikah, akupun harus meninggalkan istriku tercinta karena ia harus melanjutkan pendidikan kuliahnya. Awal sebelum pernikahan kami terlaksana, ada komitmen diantara kami berdua bahwa ia harus menamatkan S1 nya.
Sejak September 2018 sampai sekarang terhitung sudah 8 kali kami berjumpa dan berpisah, Riau dan Batam membuat kami terpagar jarak dan waktu. Rindupun tak bisa dibendung antara kami berdua. Bertemu melepas rindu, berpisah mengundang rindu itulah yang selalu kami lakukan selama ia belum menyelesaikan tugas kuliahnya. Namun, kami sama sekali tidak pernah meratapi takdir, aku dan istri sangat yakin bahwa ini semua akan ada hikmahnya. Komunikasi jarak jauh adalah syarat kami menjaga cinta dan rindu. Kami terus berinteraksi melalui dunia maya, menelvon via whats app, telvon biasa dan interaksi di kolom komentar Instagram.
Banyak sekali yang aku syukuri menikah dengan wanita cantik ini, ia memiliki sifat dan kepribadian yang benar-benar aku butuhkan. Semua kita memiliki kisah, dan kisah yang indah adalah salah satu sebab mengapa kita terus mengingatnya. Pertemuan kami adalah salah satu kisah indah yang terus kami mengingatnya, dan tidak jarang kami berbagi kisah pengalaman dengan orang sekitar.
Kini kami berpisah lagi untuk sementara waktu, istriku tercinta harus pulang kembali ke Riau untuk menyelesaikan dan menyempurnakan persiapan wisudanya. Akhirnya apa yang kami harapkan bersama terwujud, ia telah resmi menyandang Sarjana Pendidikan Islam. Ini sangat membuatku bahagia, wanita yang telah menyempurnakan hidupku akhirnya bisa menjadi panutan bagi anak-anak kami kelak.
Benar kata orang tua kami, bahwa pendidikan adalah hal penting yang tidak boleh dilupakan. Dulu mereka ingin sekali sekolah setinggi-tingginya, namun karena ekonomi yang sulit membuat mimpi mereka terkubur dalam. Dan ketika kami lahir ke dunia, mereka bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan kami. Istriku selalu mendapatkan nasehat dari orang tua, bahwa semua kerja keras orang tua akan terbayar lunas ketika melihat anaknya berhasil mencapai pendidikan yang jauh diatas mereka. Ia mencapai gelar Sarjana, dan itu harapan kedua orang tuanya. Aku bangga padanya telah menyelesaikan dan membuat harapan orang tua terpenuhi.
0 Komentar