Ini sahabatku yang tidak bisa kuceritakan pendek waktu, karena banyak hal yang telah kami lewati selama kami bersahabat. Nugraha Dwi Jaya namanya, kami bertemu saat menjadi santri Al Jauhar pada tahun 2010. Sekilas aku bertemu dengannya, tidak ada hal yang istimewa dari dirinya, namun seiring berjalannya waktu aku telah menemukan banyak hal dari pertemuan kami. Bersahabat itu adalah suatu hal kewajiban dalam dunia pendidikan di pondok pesantren karena banyak hal yang harus kita lewati berdua atau kita ceritakan ke orang lain agar bisa merasakan sama-sama. Akupun menemukan sahabat terbaik yang tidak akan pernah aku lupakan dan selalu aku sebut dalam setiap doa.

   Seperti yang aku bilang diawal, bahwa tidak bisa sedikit waktu untuk menceritakan tentang dia dan kami, tapi kali ini aku ingin menceritakan tentang hal baru yang kalian bisa ambil pelajaran. Tentang perjalanan cinta dan keluarga kecilnya yang baru.

   Setelah menikah dan sebelum menikah, tidak ada yang berubah dengan kami, aku, Nugraha dan Aksha kami bersahabat terus menjaga komunikasi meskipun hanya  mengingatkan sholat subuh di waktu dhuha. Ketika sebelum pernikahannya, ia banyak menceritakan tentang perjalanan menuju pernikahan, lika-liku yang dia lewati terus aku rekam dengan baik dan rapi diingatanku. Aku sangat menikmati ceritanya, karena semua cerita sahabat bagiku adalah cerita indah yang langka.

   Ia pernah bercerita bahwa masalah adalah pembentuk jati diri kita untuk menjadi dewasa. Katanya, kalau kita akan menikah kita harus bersiap-siap menerima ujian kedewasaan dan kesabaran apakah kita sanggup dan benar-benar bersungguh-sungguh untuk membangun keluarga kecil yang bahagia. Jadilah pribadi yang yakin akan kemampuan diri dan meyakini bahwa Allah akan memberikan hadiah terbaik dengan cara dan waktu yang tepat. Ingat, bukan menurut kita, tapi menurut Allah. Bijak bukan kata-katanya? sebenarnya dia tidak ada katakan itu padaku, aku mengarang sendiri kata-kata itu. Kalian tertipu,...!

    Nah, kali ini aku ingin ceritakan hal yang benar-benar dari kehidupannya. Aku ingin kalian bisa belajar dan mengambil pelajaran dari cerita yang akan kusebutkan nanti. 
Saat ini ia memiliki seorang putri cantik, Niara namanya. Aku berdoa terus pada Allah untuk kesehatan dirinya agar menjadi anak yang sholehah. Saat itu, detik-detik akhir istrinya akan melahirkan, ia bercerita dengan nada sedih dan memperihatinkan, aku hampir terbawa suasana sedih yang dia bawa darinya. Saat itu ia mengatakan, "Diq, kau tahu, sekarang ini aku lagi di uji".

    Tapi nanti ajalah, akan aku ceritakan setelah tulisan ini kalian baca. Sekarang sudah malam, mata ini sudah sayup mengajakku untuk ke pulau kapuk. Wassalam



*setelah ini akan kalian temukan pelajaran hidup dari sahabatku*