Sehabis sholat Maghrib mataku tiba-tiba tertuju pada lemari di sudut kamar, kubuka daun pintu pertama langsung terlihat buku tulis berwarna yang tidak asing lagi. Ungu, ini adalah warna yang istimewa bagi catatan perjalanan kami menjadi santri. Yah, ini warna kebanggaan kami Diamond Generation hasil perdebatan panjang di sudut gedung Ali bin Abi Tholib malam itu, kami saling beradu argumen untuk menentukan nama generasi, warna dan lambang. Singkat cerita, ungu adalah warna final kebanggaan kami yang semua sudah mufakat atas itu.
Buku agenda Diamond Generation yang selesai di cetak di penghujung hari, hampir tamat kami menjadi santri barulah buku tulis mewah berwarna ungu itu datang. Aku buka lembar demi lembar, berisi catatan harian salah satu bagian dari kami, Betri Yundari namanya yang kebetulan juga sebagai istriku. Kuhentikan gerakan membuka lembar buku catatan itu, saat kulihat disudut lembar tertulis "21 st of jun 14" begitu keterangan data yang tertulis. Dengan Judul " Khutbatul Wada' ". Ia menulis, "tepat tanggal 21 juni 2014 telah berakhir acara kami dari kelas 1 sampai kelas 6 dan acara yang paling puncak dari segala macam banyaknya kegiatan yang kami ikuti di Al Jauhar. Ini adalah penghujung waktu kami menjadi santri, yang sebentar lagi kami menjadi seorang alumni"
Di lembar selanjutnya tertulis tanggal "monday, 22 of june 14" dengan Judul " YUDISIUM DAN WISUDA DIAMOND" .lembar yang tidak ada catatan tentang perasaan dan harapan, tertulis nama-nama orang hebat yang telah menjadi bagian dari keluarga selama menempuh pendidikan di Pondok Modern Al Jauhar. Nama-nama itu tertulis sesuai urutan panggilan yudisium untuk menentukan mengabdi dimana dan bersama siapa.
![]() |
duduk sangat pagi sekali sambil bertahmid ribuan kali. |
Kalian sahabat Diamond khususnya dan alumni Al Jauhar umumnya pasti mengetahui bagaimana rasanya saat itu, Pagi-pagi sekali sekumpulan santri dengan seragam kebanggaan duduk tanpa obrolan yang bersuara keras. Nyaris semua yang duduk disitu berdzikir dengan tahmid, sebagai ungkapan rasa syukur pada Sang Pencipta yang telah memberikan kekuatan bertahan di pondok menjadi seorang santri. Perasaan yang bahagia bercampur penasaran nama yang terpanggil bersama siapa dan akan mengabdi dimana.
Hari itu adalah hari yang paling bahagia, penuh syukur bercampur air mata, bahagia karena akan menjadi seorang alumni pondok tercinta dan haru sedih karena akan berpisah. Mereka yang selalu bersama bertahun-tahun lamanya, kini akan ditentukan dari secarik kertas akan mengabdi dimana. tetapi, bahagia adalah rasa yang paling mendominasi saat itu, terutama aku. Tak kuhiraukan akan mengabdi dimana, karena aku sudah terbuai bahagia dapat bertahan di penghujung waktu.
Duduk di dalam kantor para majelis pimpinan, mungkin adalah sesuatu yang berat. Begitu sakralnya ruangan itu, kami mendengarkan nasehat dari bapak pimpinan Ayahanda tercinta Azwar, M.Pd dan Ustadz Haryono, M.Pd tentang catatan kami selama menjadi santri. Satu persatu nama kami disebut sebagai nasehat "terakhir" sebagai santri. Kami benar-benar mendengarkan dengan Khidmat dan seksama, haru begitu dalam kami rasakan karena akan menjadi seorang alumni.
![]() |
Ini yang Ambil gambar adalah Sukarni Pengasuh kita yaa....! |
Usai kami dipanggil dan mendengarkan hasil akhir ujian dan nasehat sebelum menjadi pengabdi ilmu di berbagai tempat, kamipun pergi kebelakang gedung, Gedung KMI kami biasa menyebutnya. Disana sudah terbentang tikar sebagai alas untuk kami bersimpuh sujud syukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan kami kekuatan untuk bersabar melewati halang rintang dan ujian selama di Jauhar. Aku yang memimpin sujud syukur di bagian panggilanku bersama sahabat-sahabatku. Kami benar-benar bahagia sekali, saling berpelukan melampiaskan kebahagian kami bahwa kami telah ditahbiskan menjadi seorang Alumni Jauhari. yah, tepat 22 Juni 2014 kami telah resmi menyandang sebagai alumni.
Setelah sujud syukur di belakang gedung yang telah disiapkan, kami menuju ruangan dimana sudah ada seragam khas para alumni. Pakaian hijau hitam itu tidak boleh sama sekali dikenakan oleh mereka yang belum menjadi santri akhir dan akhir sekali. Yah, tidak ada yang mengenakannya kecuali akan menjadi seorang alumni. Saat mengenakan seragam itu, kebahagiaan kami semakin sempurna dan benar-benar sempurna. Kami menjadi Alumni, ini adalah capaian tertinggi para santri Jauhari.
adapun nama-nama sahabatku yang tertulis di lembar itu sesuai urutan, Panggilan pertama: Orin Rasmara Arum, Fitri Wahyuni, Heni Wahyuni, Septiana Ria, Amita Surtika Dewi, Muhammad Fauzan, Eka Putri Setiani, Rizka Isnani, Gustika Sari.
Mereka yang dipanggil di urutan pertama adalah sahabat-sahabatku yang akan mengabdi di tempat yang sudah ditentukan. Nama sekolah dan tempatnya sudah tertulis di dalam secarik kertas yang akan diberikan ketika sudah masuk keruangan Majelis.
Panggilan kedua ; Abriasnyah Harahap, Akbar Ridwan, Efnu Hajar (Alm), Ewi Iga Pratiwi, Fitri Nurjannah, Jefri Naldi, Lena Sari, Maya Adha, Mira Wati,Miswandi, Muhammad Rahim, Muhammad Ranjiskhan, Muhammad Shiddiq, Nugraha Dwi Jaya, Nurjannah Tina Pratiwi, Nurkholis, Nurul Annisa, Sri Rahmawati, Suranto, Syahrial, Al Qhadri Kurnia Efendi, Saidul Aksha, Ulfa Dina, Zaitun Junaidi.
Panggilan ketiga ; Krismana Suci, Widiana, Rusman, Nurhalimah, Ristia Ningsih, Ni`maturrahmah, Triska Wahyuni, Mustafa Kamal, Karim Kurniawan, Riduwan, Muhammad Andre, Muhdammad Ridho Nasri, Rahmat Prakoso, Syahputra Siahaan, Jhoni Iskandar, Firdaus, Ulil Muazzam, Rizki Ilmu Barok, M Riko, Afandi Fitardi, Betri Yundari.
panggilan itu adalah yang terakhir terjadi dipondok kami tercinta. Setelah itu, tidak akan pernah terjadi 54 Sahabat Diamond berkumpul lagi, apapun dan bagaimanapun caranya. Karena setelah itu, kami akan berpergian ketempat sesuai dengan takdir yang telah Allah tetapkan dan yang pastinya kami tidak akan pernah bersam lagi. Maka, tulisan ini adalah caraku untuk mengumpulkan kalian semua. Aku merindukan kalian hingga huruf-huruf ini aku tulis. Nama-nama kalian akan terus aku kenang dan ingat selama nyawa ini masih di kandung badan. Aku dan istriku selalu bercerita mengingat kalian para sahabatku, siapapun yang marah pada tingkah laku kami, kalian tetap akan selalu tersimpan di hati ini.
Karena acara reuni apapun dan siapapun yang mengadakan, 54 Sahabat Diamond tidak akan pernah berkumpul seluruhnya. Namun, reunian tetap akan ada meskipun hanya beberapa sahabat Diamond. karena setiap kali bertemu dengan satu orang saja sahabat Diamond, semuanya sepakat bahwa kerinduan itu sudah terlepaskan. Kebahagiaan tersendiri kita rasakan jika bertemu dengan sahabat seperjuangan, kalian pasti setuju dengan ini. Yah, jikapun tidak setuju, kalian tidak bisa merubah tulisan ini, karena aku yang menulisnya, Hkhkhk
Dan Al fatihah untuk Almarhumah Efnu Hajar yang meninggalkan kami untuk selamanya ketika sedang mengabdikan ilmunya. Semoga Allah memberikan termpat terbaik dan dilapangkan juga kita bisa berkumpul di Syurga-Nya.
Tulisan ini adalah cara kecilku menumpahkan rindu pada kalian, manusia-manusia unik yang Allah takdirkan untuk menjadi bagian dari kisah hidupku. Ingat, meskipun saat ini kita tidak berada ditempat yang sama, namun kita pernah bersama. Mendengarkan dentuman 6 kali suara "jaros" depan KMI. Itu adalah suara khas yang bisa dengan cepat mengumpulkan kita, namun jika kali ini aku pukulkan 6 kali jaros itu saat ini, akan berkumpul orang lain bukan kalian. Karena manalah mungkin telinga kalian dengar suara jaros itu. Dan aku bisa-bisa di botak riayah karena telah memukul bel tidak pada waktunya dan aku bukanlah siapa-siapa lagi. Cukuplah aku rasakan dimarahi riayah ketika santri, sekarang tak mau lagi.
Aku menyayangi kalian sahabat-sahabatku, doaku selalu aku utarakan dalam sujud harapku pada-Nya. Jagalah diri kalian baik-baik disana, iman akan menyatukan kita di Syurga-Nya.
Berikut ini adalah beberapa Foto-foto kenangan Diamond generation Yang mungkin kalian pernah melihatnya ;
0 Komentar