Setelah menerima tropi di podium kehormatan, aku langsung mengumpulkan para santriku. Aku mengingatkan pada mereka untuk bersyukur pada Allah ta`ala, itu yang utama. Agar kenikmatan ini ditambah dengan cara-Nya. Kemudian aku mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah mengharumkan nama Pondok Pesantren  Hidayatullah Batam. Berkat perjuangan mereka yang tidak kenal lelah, akhirnya Hidayatullah bergema di udara ketika Protokol menyebut sebagai juara.

     "Piala ini adalah milik kalian seluruhnya tanpa terkecuali, siapapun yang bertanding di gelanggang berhaq mengakui bahwa  ini adalah hasil jerih payahnya. Karena kalian telah bekerja sama untuk menghentikan langkah mereka untuk masuk final ataupun juara. Siapa yang hanya menang di semifinal dan gagal di final tetap dia sebagai pahlawan kemenangan yang berperan atas tercapainya prestasi ini"

    "Kemudian ustadz mengingatkan untuk terus bersyukur, agar kenikmatan ini ditambah kepada kita. Ingat ketika awal kita pertama kali berkumpul disini, bahwa beribadah yang ikhlas, berdoa yang ikhlas, dan berlatih keras sudah kita lakukan, maka hasilnya tidak akan pernah mengecewakan kita. Kita sudah sholat hajat setiap malam, sholat dhuha tidak tinggal, baca qur`an rutin, berdoa selalu, dan berlatih tidak kenal lelah, maka semua itu adalah kewajiban yang sudah kita tunaikan, haq kita akan kita tuai nanti, dan sekarang terbukti. Piala ini adalah jawaban dari apa yang telah kalian lakukan sejauh ini"

   "Jangan pernah berpuas diri, tropi ini adalah pengingat bahwa kita harus berlatih keras setiap saat bukan hanya ketika akan ada kejuaraan, tetapi setiap saat harus berlatih keras dan ikhlas. Kalian adalah para juara yang akan terus meninggikan kalimat Allah dengan prestasi yang kalian capai hari ini dan nanti"

   Usai memberikan ucapan selamat dan terima kasih pada mereka, aku memberikan tantangan untuk bisa berlatih lebih giat lagi agar kelak ketika ada kejuaraan di akhir tahun ini mereka mampu membawa tropi kembali, itu target yang aku berikan pada mereka dan mereka menyanggupinya dengan pekikan takbir dan kepalan tangan tanda mampu dan mereka siap menyambut tantangan dariku. Itulah santri Hidayatullah yang mereka semangat menerima tantangan positif.