Aku telah merasakan sesuatu yang dulu banyak orang bicarakan, apa itu? kalian sudah tahulah, apa yang ada di tanganku. Undangan pernikahan, kalian sudah memahami ini. Untuk Laki-laki usia 20 tahun keatas, atau bisa dibilang ketika SMA kelas akhir, pembicaraan seputar pernikahan kerap kali mewarnai isi pembicaraan di setiap sudut kelas. Kami waktu kelas 6 KMI, atau setara dengan kelas 3 SMA yang  sudah mulai belajar kitab Bab NIkah, masya Allah, tak ada satu diatara kamipun yang tertidur. Padahal sudah menjadi rahasia umum, para santri yang mengikuti kegiatan full seharian makan imbasnya adalah tidur di kelas selama jam pelajaran. Jika tidak ada guru yang menegur, bisa-bisa sampai dzuhurpun ia lakukan.

   Nah, ketika belajar bab nikah di salah satu kitab Hadist, kami semua semangat 45, semangat para pahlawan  Indonesia kami "curi" untuk mengikuti pelajar itu. Memang, masa-masa itu, sangat rentan pembicaraan pernikahan diangkat. Menarik, dan sangat menghibur kami.

   Nah, undangan pernikahan yang sering dijadikan alat bullian atau ejekan akrab sesama teman tidak asing lagi. Setiap kali ada teman yang mengundang atau menyebar undangan pernikahan, habis waktu digunakan untuk membicarakan pernikahan. Siapa yang menikah, siapa yang sibuk.

  Aku sudah mengundang teman-teman kerabat dekat dan sahabat untuk hadir di pernikahanku. Mereka terkejut bukan main, dan tidak habis satu hari satu malam membicarakan pernikahanku. Bukan hanya waktu yang mendadak, tetapi calon istrikupun menjadi perbincangan, apalagi mereka yang mengetahui alur cerita kami menikah. 

   Ternyata begini rasanya mengundang teman untuk hadir di pernikahan kita. Mau tahu rasanya?, yaa seperti ada manis-manisnya, dan membuat kita tersenyum sendiri karena bahagia dan haru.

   Aku tak bisa menjelaskan secara rinci bagaimana rasanya mengundang teman untuk hadir di pernikahan, yang jelas hanya yang pernah merasakanlah yang tahu. Untuk kalian yang ingin tahu bagaimana rasanya mengunda, yaa nikahlah. hehehehe

  Jaga diri baik-baik, perbaiki niat setiap saat, mohon pada Allah agar diberikan jodoh yang baik. Yang pasti kalian harus berusaha, in shaa Allah jalan itu akan ada. Bagi siapapun yang tidak pacaran, kemudian menikah, kebahagiaannya double. Bagi yang pacaran kemudian menikah, bahagia sih, tapi kurang lengkap. Nah, yang paling indah, tidak pacaran, tiba-tiba menikah, itu Masya Allah.