Senin 29 Oktober 2018 Calon waki Presiden Indonesia datang untuk singgah guna melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah bersama santri Pondok Pesantren Hidayatullah Batam. Para warga sekitar Batu Aji sangat antusias menyambut kedatangan beliau. Seluruh siswa diliburkan sokolahnya untuk menyambut dan melonggarkan kegiatan para guru yang menjadi bagian dari panitia penyambutan. Untuk berfoto saja sangatlah susah dengan beliau, bukan karena sombongnya namun karena ketatnya pengamanan yang dilakukan sehingga membuatku tidak mungkin bisa berfoto bareng dengan beliau.
Nah, kali ini aku akan menceritakan bagaimana aku bisa duduk berdampingan dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu. Saat usai sholat dzuhur berjamaah, beliau langsung diarahkan oleh panitia untuk makan siang di kantor yayasan Hidayatullah Batam. Banyak sekali orang yang ingin masuk, namun karena demi keamanan, maka yang diizinkan masuk hanya beberapa orang penting saja. Aku tidak berniat sama sekali untuk menunggu beliau keluar. Karena aku sudah berpengang teguh pada pendirianku untuk tidak mungkin mengemis-ngemis atau berdesakan hanya untuksebuah foto.
Namun, ketika aku berdiri di samping kantor yayasan berteduh dari teriknya panas siang itu. Tiba-tiba salah satu pengurus yayasan, Ustadz Sarno namanya, beliau memanggilku untuk masuk ke dalam kantor dan memberitahuku bahwa nanti aku harus memberikan pertanyaan kepada Pak Sandiaga Uno seputar ekonomi, sebagaimana yang telah dijadwalkan jauh-jauh hari bahwa beliau ingin berdialog dengan mahasiswa Hidayatullah Batam. Aku dipilih, wauw, ini adalah kesempatan langkah yang sangat istimewa. Aku tidak percaya kebetulan, yang aku yakini dalam berprinsip adalah bahwa smeua ini Allah yang mengatur dengan kekuasaan-Nya yang tiada tandingan.
Akhirnya akupun menunggu dibelakang sambil mempersiapkan penampilanku yang saat itu sudah cukup rapi, tetapi harus lebih rapi lagi karena aku akan menghadapi orang nomor dua di Negara ini In Shaa Allah. Sambil berdzikir sepanjang waktu menjelang detik-detik kesempatan berdialog dengan beliau, aku terus memperhatikan beliau dari kejauhan. Alhamdulillah, kesempatan itu tiba, aku dipanggil dan diberikan kesempatan untuk bertanya atau melihat secara langsung kecerdasan beliau yang akan menyelesaikan masalah ekonomi yang saat ini tengah dihadapi Bangsa.
Aku ingin menjelaskan betapa hebatnya beliau dalam berkomunikasi, saat itu aku memperkenalkan diri dihadapan beliau dan beliau sangat antusias mendengarnya. Ilmu komunikasipun aku dapatkan dari beliau. Bahwa kita harus menghargai lawan bicara siapapun dia. Meskipun dia membicarakan hal yang tidak kita suka sekalipun, tetap menghargai adalah yang pertama kali kita lakukan. Akupun sangat senang menyampaikan pertanyaanku pada beliau.
Setelah beliau menjawab dan aku serta para Asatidz yang ada didalam saat itu mendengarkan paparan beliau. Kami sangat takjub, dan bangga juga optimis bahwa kelak Bangsa ini akan maju jika pemimpin seperti beliau diberikan amanah.
Diujung pembicaraan, beliau menjelaskan bahwa kita harus memiliki pola 4 AS.
1. Kerja keras
Kita harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang memuaskan. Target kita akan tercapai jika kita memiliki kerja keras penuh totalitas.
2. kerja Cerdas
Di zaman yang penuh tantangan ini, kerja keras jika tidak dibarengi dengan kerja cerdas akan tertindas. Kita harus memiliki ide dan improvisasi baru yang membuat kita bisa bersaing dengan dunia luar. Jika menggunakan cara kuno, atau monoton yang ada kita akan tertindas dan terlindas, hingga kerja keras kita hanya membuahkan kegagalan yang menyakitkan.
3. Kerja Tuntas
Jika sudah memiliki target dan kita bekerja untuk target itu. Harus dituntaskan, meskipun kendala dan rintangan menghampiri terus menerus. Terkadang, indahnya pelangi itu akan terlihat setelah hujan deras yang menakutkan. Tuntaskan kerjamu, selesaikan semua apa yang telah kita bangun diawal, agar kita bisa mengevaluasi di akhirnya.
4. Kerja Ikhlas
Ikhlas adalah kunci keberhasilan. Mengharapkan sesuatu yang telah kita berikan, kita korbankan, kita lakukan, hanya akan membuat kita meratapi penyesalan dan tidak membuahkan hasil selain penderitaan. Ikhlas adalah syarat utama sebuah keberhasilan dalam menyelesaikan target yang telah kita tetapkan.
Aku sangat berterima kasih pada Pak Sandiaga Uno atas apa yang telah diberikan padaku. Ilmu ini adalah pendapatan yang sangat berharga yang tidak bisa dibeli dengan jumlah apapun. Aku berdoa semoga beliau memengkan kontestasi Pimilihan Presiden Republik Indonesia yang akan diselenggarakan bulan April 2019.
0 Komentar