Allah senang dengan orang tua yg dekat dengan masjid, namun Allah jauh lebih bangga dan cinta jika ada anak Muda yg dekat dengan masjid.

      Orang tua yg dekat dengan masjid, ingat mati, mempersiapkan bekal untuk hidup di alam yg dimensi  lain adalah sebuah kewajaran dan memang seharusnya. Memprihatinkan dan menyedihkan jika semakin tua usia semakin jaud dari Rabbnya, semakin tak peduli agama.

     Namun berbeda halnya dengan pemuda. Anak yg memiliki tenaga lebih besar, ambisi lebih besar, semangat lebih besar, hingga ruang gerak mereka sangatlah luas dan panjang. Dan itu tidak bisa lagi dilakukan oleh para orang tua yang kata orang "sudah dekat iqomah".

     Mereka para pemuda memiliki selera aktivitas yg berbeda-beda, tidak bisa diam, tidak bisa bergelut dengan satu bidang. Mereka ingin mencoba dan mencoba. 


    Nah, pendidikan Islam di Pondok Pesantren adalah memfokuskan generasi muda. Anak muda adalah gambaran masa depan suatu bangsa. Hidayatullah sangat memperhatikan potensi anak muda, sehingga pendidikan yg berintegrasi antara, asrama, sekolah, dan masjid harus berjalan seiring seirama. Agar target pembentukan itu tercapai adanya, dan membuat masa depan Agama dan bangsa ini menemukan titik temu yg terang benderang.

       Dari bangun tidur, mereka harus diingatkan bahwa segala apapun aktivitasmu, semua tidak luput dari pengawasan Allah Dzat yg Maha Melihat. Sampai mereka tidur kembali, selalu diingatkan untuk berserah diri Kepada-Nya.

      Belajar mereka dipantau dan dibimbing. Aktivitas mereka baik olahraga maupun aktivitas yg menjurus pada bakat mereka juga tidak boleh luput dari pantauan para pembina. 

     Selalu diingatkan, apapun yg kita lakukan di dunia ini, segalanya akan dimintai pertanggungjawaban di Padang Mahsyar kelak. Derap langkah kakimu, pusaran aktivitasmu, ayunan tanganmu, hingga kerasnya otakmu berfikirpun akan dimintai tanggung jawab.
   
     Santri Hidayatullah Batam, setiap malam sebelum mereka belajar malam, ataupun istirahat, selalu membaca Surah Al Mulk, surah pertama di Juz 29. Yg salah satu ayatnya berbunyi "Allah menciptakan hidup dan mati untuk menguji, siapa yg paling baik diantara kalian ".


     Semua ini ujian, hingga mereka akan menyaksikan hasil ujian mereka ketika memasuki Alam Barzakh. Diaitulah penentuan hasil ujian akan diperlihatkan.

     Anak muda yg dekat dengan masjid, besar kemungkinan dekat dengan Tuhan, anak yg dekat dengan Tuhan, besar kemungkinan langkah mereka mendapatkan naungan. Dan jika sudah mendapatkan naungan, tidak ada sesuatu apapun yg bisa membahayakan.

    Santri-santri Hidayatullah adalah generasi muda harapan bangsa. Para pembinapun juga masih muda, yg mereka senantiasa diberikan bimbingan oleh para "orang tua di Yayasan Hidayatullah" untuk menjaga asa agar terus berada di Khittah perjuangan ini. 

    Berbenah diri adalah kewajiban, siap di islah adalah kultur yg dihidupkan, mau dipimpin adalah  aturan, menjadi Khalifah bagi pribadi adalah tugas dari Tuhan.

    Ini yg perlu diingat oleh para pembina dan pengurus generasi bangsa.

   Sehingga, untuk memiliki bangsa yg besar, bangsa yg punya masa depan cerah, itu semua bisa dimulai dari tarbiyah. Yah... Hemat saya, Tarbiyah Islamiyah bagi generasi muda adalah solusi jitu untuk menjaga stabilitas kehidupan bernegara di Indonesia tercinta.

    Sehingga, apapun kendala dalam Tarbiyah, para pembina terus diingatkan tentang cita-cita para orang tua dahulu yg mendirikan pondok Hidayatullah penuh dengan dara dan luka. Kini, kita para generasi muda, cukup menjaga dan membesarkan cita-cita mereka.

     Santri... Kelak nama mereka akan dikenang indah oleh para penikmat kemerdekaan bangsa ini, suatu saat. Aku yakin itu....
Karena santri adalah tonggak negeri ini untuk tetap negeri ini berdiri.

    Jika ingin melihat bagaimana nasib bangsa ini di masa depan, maka lihatlah nasib santri ini di masa sekarang.

    Generasi pembaharu itu sudah mulai bergerak. Mereka akan lahir, mereka akan keluar seperti mercusuar yg membuat para anak bangsa memiliki asa untuk tetap bermimpi dan bercita-cita.

senyum mereka sebelum memulai ujian

belajar malam, adalah rutinitas santri Hidayatullah

Belajar berkomunikasi, adalah biah santri

Perjalanan 1.000 KM di mulai dari langkah pertama


 Oleh : Santri Hidayatullah, Hamba Allah yg Fakir