Olahraga di pondok pesantren adalah aktivitas favorit santri. Karena begitu banyaknya kegiatan belajar mengajar yang terus silih berganti setiap waktu, sehingga kepenatan tubuh tidak bisa dihindari oleh masing-masing santri. Dan olahraga adalah alternatif untuk santri agar tubuh ini kembali bugar dan semangat. Padahal olahraga membutuhkan tenaga dan cukup menguras keringat, namun olahraga ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan.
Aku ingat sekali ketika menjadi santri, setiap selesai sholat ashar kami langsung berlari dari asrama menuju lapangan hanya untuk bermain bola. Yah, bermain bola di lapangan adalah ekspresi santri melepaskan semua beban. Setidaknya ketika kulit bundar kami tendang, bermain bersama teman dalam satuan team yang saling membantu untuk mencetak goal dan meraih kemenangan, itu adalah hal yang paling membahagiakan bagi kami.
Bahkan, setiap masing-masing santri itu memiliki tim favoritnya sendiri-sendiri dan pemain idolanya masing-masing. Nah, ini yang lebih membuat seru pertandingan di lapangan usai ashar. Karena masing-masing akan mencoba meniru gaya bermain sang idola, meskipun tidak persis menyerupai, namun usaha untuk membuat pergerakan dan cara bermain seperti sang idola saja, itu sudah lebih dari cukup. Dan akan ada pembahasan panjang setelah sholat isya. Karena waktu itu adalah waktu belajar dan istirahat, terkadang santri menggunakan waktu tersebut untuk berbincang-bincang membahas hasil dari apa yang telah mereka alami di lapangan sore tadi.
olahraga memang semangat, tapi belajar tetap tidak boleh hilang semangat |
Santri selalu begitu, belajar dan olahraga adalah dua aktivitas yang tidak akan bisa dipisahkan. Karena para pembina menyadari pentingnya olahraga, maka setelah selesai sholat ashar para Pembina menganjurkan untuk olahraga. Bahkan aku sendiri sebagai pembina di Pondok Pesantren Hidayatullah Batam, tak jarang keliling ke masing-masing kamar untuk memastikan bahwa seluruh santi berolahraga sore itu. Karena anak muda memiliki ambisi dan tenaga yang tidak di miliki oleh para orang tua. Nah, tenaga dan ambisi mereka harus kita salurkan melalui olahraga di sore hari, agar ketika malamnya tenaga mereka hanya yang tersisa. Maka, jika sudah malam, tidak akan ada santri yang berbuat "jahat" seperti keluar pondok, atau berbuat yang merugikan dirinya sendiri.
Santri yang tidak memiliki rambut, berarti dia sedang memiliki masala dengan disiplin Pondok |
Nah, meskipun olahraga itu wajib bagi seluruh santri. Tapi tidak seluruhnya kita izinkan untuk bermain di lapangan selesai ashar. Karena ada sebagian santri yang diberikan sanksi karena telah melanggar disiplin. Dan, untuk kalian yang pernah menjadi santri, kalian pasti sangat merasakan sekali bagaimana gelisahnya kita ketika tidak boleh olahraga atau terkena sanksi. Kaki itu gelisah bukan main, bahkan ketika di kamar, tidak jarang menendang apapun yang bisa di tendang layaknya bermain futsal.
Bersaing menjadi yang terbaik, namun ukhwah adalah diatas segalanya |
kerja sama tim haru lebih kompak, karena kemenangan berasal dari sana |
ayooo semangat |
Sahrul Ramadhan Santri asal Pujud yang menempuh pendidikan di Batam |
wajah lesu tanda kekalahan di depan mata |
0 Komentar