Jangan baper ya, mungkin itulah kalimat yang akan kami sampaikan kepada mereka waktu itu. Anak-anak dari Marhalah SILVER Generation alumni tahun 2017. Mereka datang di acara akad nikah kami. Waktu itu sudah selesai acara formal, bahkan akupun sudah mengganti pakaian pernikahan. Namun karena mereka "merengek" meminta kami untuk memakai pakaian akad nikah lagi, maka mau tidak mau kami mengganti pakaian. Dan setelah berbincang-bincang santai di ruang tamu sambil menikmati hidangan sederhana yang ada, kami pun mengabadikan moment bahagia waktu itu.
Ntah di sengaja atau tidak, kami berduapun saling tatap dan Karena tersipu malu aku menutup mulut dan istrikupun demikian. Jadilah moment unik ini, mereka melihat kejadian itu dan tertawa. Akupun jadi baper, hehehehe. Karena itu terjadi tidak di sengaja, dan murni spontan.
Aku berterima kasih kepada adik-adik kelas SILVER Generation yang datang ke acara pernikahan kami. Meski datang di akhir, dan sudah selesai acara formal, bagi kami kehadiran kalian sudah lebih dari cukup untuk membahagiakan. Kehadiran mereka memperlihatkan padaku bahwa kebersamaan dan solidaritas dijunjung tinggi. Datang bersama-sama, mewakili teman-teman SILVER yang tidak bisa hadir karena terkendala waktu dan tempat, kami sangat memakluminya.
Beberapa hari kemudian aku berjumpa dengan sebagian dari mereka di kampus waktu kuliah, karena kebetulan kampus mereka sama dengan kampus istri. Aku menceritakan kronologi pernikahan kami dan cerita ini sangatlah unik tidak biasa dan jarang terjadi pada orang-orang yang menikah. Meskipun waktu singkat, aku bercerita panjang lebar pada mereka tentang indahnya pernikahan, uniknya kebersamaan setelah menikah, dan asyiknya menikah. Di sela-sela ceritaku, aku memberikan nasehat kecil pada mereka tentang pacaran. Tidak perlu berpacaran, karena itu membuat hidup lebih sempit dan tidak karuan. Karena kebanyakan dalam pacaran adalah kebohongan-kebohongan yang membuat kita kecewa di ujungnya.
Aku sampaikan pada mereka, dalam menikah yang paling penting adalah mempersiapkan diri. Menambah ilmu dan memperbaiki diri, membantu orang tua mencari ridho mereka. Bukan dengan pacaran, karena justru itu yang menghambat kita untuk menjadi pribadi yang lebih bijak dan dewasa. Menghabiskan waktu dengan sia-sia dan sangat tidak produktif.
Jika sudah mempersiapkan diri, maka meminta izin orang tua adalah langka selanjutnya. Dan apabila izin sudah di dapatkan, maka kalian tinggal mencari seorang yang baik menurut kalian. Ajak aja dia menikah, setelah pertimbangan-pertimbangan dan ukuran yang matang, tentu semua itu setelah memohon petunjuk dari Allah. Dan apabila orang yang kalian ajak menikah tidak mau, cari aja yang lain. Tidak akan ada yang sakit hati, tidak akan ada galau sepanjang hari karena gagal menikah. Karena memang semuanya tidak diawali dengan pacaran atau semisalnya.
Aku sering sekali bertukar pikiran dengan sahabatku Elduwano bercerita panjang lebar membahas segala lini kehidupan, hehehe. Dan yang sering kami bahas di akhir-akhir adalah pernikahan, tapi sebelum aku menikah. Kami membahas tentang pentingnya mempersiapkan diri, dan pacaran bukan bagian dari persiapan. Pacaran adalah bagian dari penghalang untuk menjadi diri lebih siap. Jika sudah siap, cari aja yang kalian inginkan. Kan seperti membeli gorengan, pilih yang kalian suka gorengan itu. Namun jika kalian punya cukup banyak uang dan kalian lapar ingin makan gorengan. Jika tidak, jangan datangi penjual gorengan. hehehe. Itulah istilah sederhana yang kami berikan, namun kami bukan menyepelekan tentang pernikahan dengan semurah gorengan. Kalian akan memahaminya jika sedang berpikiran tenang dan santai.
Untuk Anak SILVER, yang berpacaran mudah-mudahan putus dan segera menikah. Jika tidak siap menikah, putusnya tidak buat galau, hehehe. Kakak doakan kalian bisa menjadi pribadi yang baik dan jauh lebih baik, jika sudah siap maka jodoh kalian akan datang layaknya hadiah dari Allah yang membuat kalian terkejut dan bahagia. Amin
Tanti dan Istri |
Fatmawati, istri, Astuti |
Peluk boleh, di bawa pulang, jangan...! |
semoga kalian segera menyusul ya...hehehehe |
Kalian bahagia kan? sama, kami berdua pun bahagia
lebih bahagia malah, hkhkhk
|
Fatmawati, Hamimah, Tanti, Dewi, Ayu, Astuti Syahri dan Wahyu |
0 Komentar