"Betry, habis lebaran kita nikah yok"
"sama ana?"
"Iya, sama anti. Mau nggak? Kalau mau kakak jelasin alasan kakak ajak nikah, kalau tidak mau ya anggap malam ini tidak ada obrolan apapun. Kita tetap sama-sama alumni Al Jauhar dan tetap sahabat Diamond Generation 614 "
"ana butuh istikharah untuk jawabnya kak"
"ok, tidak apa-apa. Kakak juga butuh waktu banyak untuk sampaikan maksud kakak, Anti minta izin ke orang tua, karena ridho mereka adalah segalanya. Jika Orang tua tidak bolehkan meskipun anti mau, jangan pikir panjang untuk menolak kakak. Kakak tidak mau mereka berat hati dan berimbas sama perjalanan kita setelah itu. Kalau mereka izinkan dan ridhoi dan anti tidak mau, silahkan dipertimbangkan. Ridho Allah tergantung sama ridho orang tua."

       Inilah percakapan kami waktu itu, jumat 30 september pikul 21.15 wib. Aku mengajak Betry Yundari teman selettinganku untuk menikah. Rencana awal adalah menikah setelah lebaran. Karena aku berfikir bahwa itu adalah waktu ideal untukku.  Namun, 6 hari aku memohon petunjuk dari Allah untuk memberikan pilihan yg terbaik hasilnya malah berbeda. Dari hari ke hari selalu hati ini terdorong untuk mengungkapkan niat secepatnya. Selalu begitu, padahal aku sudah berencana untuk mengatakan pada Betry di bulan Desember dan jika ia siap menikah, aku akan melamarnya di awal januari dan menikah setelah lebaran. Itulah rencana awal. Namun Allah berkehendak lain. Dari situlah aku memberikan kalian pelajaran sedikit bahwa untuk perkara jodoh, apapun yang kalian fikirkan alur cerita pertemuan kalian dengan jodoh kalian, sudah pasti itu tidak akan terjadi. Karena untuk masalah Jodoh ini, Allah sudah siapkan yang tebaik untuk kita dan kita akan berkata dalam hati "Wahai Allah, engkaulah sang pembuat cerita terbaik"

     Ketika hati ini terdorong untuk berbicara padanya secepat mungkin, jatuhlah waktunya hari Jum'at 30 Agustus. Aku sengaja mencari hari Jum'at karena itu adalah waktu yang baik dan aku ingin kejadian bersejarah dalam hidupku terjadi di hari jumat sebagaimana kejadian besar di Alam semesta ini terjadi pada hari jumat. Aku butuh 3 hari untuk menunggu  jawaba dari Betry. Kalian akan merasakan apa yang telah aku rasakan, menunggu sesuatu yang sangat kita harapkan memang membutuhkan tenaga. Tidak bisa makan, tak selera maksudnya, hehehe, tak bisa tidur, tak tenang hari demi hari menunggu jawaban darinya. Kalian tahu apa yang kulakukan waktu menunggu itu?,,, TIDUR,,, aku tidur dan mengurung diri di kamar karena penasaran apa jawaban yang akan dilontarkan. Sungguh, itu adalah moment yang paling menegangkan kawan.

    Akhirnya aku pun mendapatkan jawaban yang singkat, namun membuatku lega "Bissmillah, ana siap menikah dan orang tua ana setuju". Hanya ini jawaban yang dia kirim untukku dan itu sudah jauh lebih dari cukup bagiku. Akupun sujud syukur, ingat kawan, Allah akan ingat kita dikala susah ketika kita mengingat Allah dikala bahagia. Sujud syukur adalah kebiasaan yang aku bangun untuk menumpahkan kebahagiaan yang Allah berikan. 

   Menikah itu adalah ibadah yang Rasulullah anjurkan untuk disegerakan. Sunnah Rasulullah ini adalah ibadah yang sakral kawa. Aku butuh banyak waktu untuk berdoa memohon petunjuk Allah agar pilihanku ini tidak salah . Salah satunya dengan meminta ridho orang tua, karena bagiku itu adalah segalanya. Karena menikah ini bukan sembarangan kawan, jika engkau salah memilih orang, engkau tidak bisa serta merta minta ganti atau bilang "ah, aku cari yang lain saja". Aku adalah manusia biasa yang jauh dari sempurna, aku tidak bisa mengandalkan analisaku dan kecerdasanku untuk memilih wanita yang ingin aku nikahi. Aku hanya bisa menujukan pilihan, kemudian masalah ia tepat atau tidak aku meminta pada Allah. Allah adalahh segalanya bagiku, Allah yang akan menuntunku pada orang yang aku butuhkan, bukan yang aku inginkan. Diawal aku meminta izin menikah, aku mengatakan pada ayah dan ibu "Mak, abang boleh nikah?" 
"ya boleh lah, kau uda mampu untuk menikah mamak lihat, mana calonnya?"
"abang minta izin mamak menikah dulu, kalau uda mamak izinkan, baru abang cari calonnya"

   Aku tidak mau menikah dengan memaksa kehendakku sendiri. Jika ada wanita yang sudah aku cintai atau aku sukai, kemudian aku langsung membawa ke orang tua untuk meminta izin, namun ketika mereka tidak setuju atau kurang "srek" dengan calon yang kubawa, akhirnya aku melawan dan memaksakan kehendak.Tidak,,,, Ridho mereka adalah segalanya bagiku. Kebahagiaan dan penderitaanku di Dunia sangat berpengaruh dari Ridho mereka. Dan ridho mereka adalah prioritas bagiku. Itulah aku membawa foto calon istriku kemudian aku jelaskan mengapa aku memilih dia setelah meminta petunjuk Allah, dan selebihnya aku limpahkan keputusan pada orang tuaku .

"Mamak sama bapak doa dulu, istikharah untuk minta petunjuk, dia cocok nggak untuk abang. kalau mamak bapak rasa dia cocok, abang akan ajak dia menikah. Tapi kalau mamak sama bapak nggak setuju, SEDETIKPUN abang nggak akan membantah, nggak akan memaksa, nggak akan melawan, karena ridho mamak sama bapak adalah segalanya bagi abang"

   Setelah beberapa hari mereka meminta petunjuk, akhirnya jawaban dari orang tuaku, IYA. Akupun langsung mengirim pesan yang kutulis diatas.
"Betry, habis lebaran nikah yok"
tulisan sahabatku Elduwano, yang gembira bukan main
mendengar aku menikah.
   Ini adalah pesanku yang tidak aku karang-karang. Demi Allah bukan niat untuk riya` atau apapun. Aku hanya ingin menjelaskan kepada kalian semua, khususnya untuk ikhhwan yang sedang galau perkara jodoh. Jangan sibukkan siapa jodohmu dengan mencari-cari di sosial media atau stalking akun akhwat, tapi sibukkan dirimu untuk memperbaiki diri dan memantaskan diri. Ketika sudah siap, maka datangilah wanita yang membuatmu tertarik, Ingat, agama adalah alasan yang pertama diatas tiga kriteria yang Rasulullah ajarkan. Aku mengajak dia menikah karena niat ingin beribadah kepada Allah, dan tidak ada unsur duniawi. Aku ingin beribadah bersama istri, berkarier bersama, bahagia bersama, susah bersama, dan saling mengingatkan untuk kebaikan.


PART 1.....