Tidak ada pertemuan yang abadi di dunia ini, setiap sesuatu yang menyenangkan, pastilah ada kesedihan yang terselip di dalamnya. Begitupun sebaliknya, kesedihan tidak ada yang berkepanjangan. Karena Allah pastilah memberikan ruang bahagia bagi setiap insan. 

   Malam itu menjadi salah satu malam yang bersejarah bagi mereka, malam yang telah menjadi saksi bahwa mereka resmi menyandang status Alumni. Ini adalah kebahagiaan yang tiada terkira, dan tidak dapat terlukiskan dengan waktu yang singkat.  Malam itu, adalah malam yang mendebarkan, membawa setiap santri ke lorong waktu yang dalam. Seoalah-olah mereka menjadi salah satu manusia yang ingin mempelajari ilmu agama, mengenal Tuhan lebih dalam, dan yang pastinya menuruti perintah orang tua.

   Rasa berat karena terpaksa, mengucilkan diri di sudut ruang dan menghardik orang tua dalam hati mengapa memasukkan anaknya ke tempat yang jauh dari mereka. Menemukan kegiatan yang tidak biasa, dan berat untuk siapa saja. kenangan itu sangatlah panjang untuk menjadi sebuah kisah.

   Namun, tawa bahagia sudah terlihat di setiap wajah-wajah mereka. Wajah penuh syukur dan ceria, karena mereka telah menempuh pendidikan 3 tahun lamanya penuh dengan luka dan kisah. Akhirnya, keinginan orang tua telah terwujud sudah, kini mimpi baru akan di goreskan dan dikejar kembali.



   Sahabat lama yang menjadi alasan untuk bertahan di pondok akan terus dikenang dan dirindukan. Sosok yang menjadi pendengar, penasehat, penegur, dan pendamping dalam setiap putaran masa di pondok tercinta. Tawa itu terlihat sudah.!


  Bahagia itu tidak bisa disembunyikan, bahagia yang tidak bisa dirasakan kecuali oleh mereka yang telah berjuang melewati halang rintang, ujian dan hambatan. Pondok adalah lautan yang tidak menerima benda perusak pandangan. Kesuciannya akan terlihat dengan caranya, itulah pondok tercinta.  Bahagia, adalah hadiah terbesar menjadi seorang alumni.


     Akan ada suatu masa, di mana kalian merindukan masa-masa tarbiyah. Masa-masa yang tidak akan pernah terulang namun kalian selalu merindukan. Itulah yang dinamakan kebahagiaan. Kalian akan merindukan suara tawa mereka, suara derap lari untuk ke kamar mandi, ke ruang makan, ke lapangan, dan bahkan untuk ke kamar saja, harus berpacu dengan hitungan. Kalian akan rindu suara hitungan dari Ustadz, kalian akan merindukan suara teriak bahagia karena mendengarkan pengumuman libur panjang. Dan kalian akan merindukan suara bel panjang, menandakan waktu makan sudah datang.


    Jadilah mata air yang kehadirannya memberikan manfaat untuk sekitar. Ilmu yang telah kalian dapatkan, amalkanlah, ajarkanlah, dan perjuangkanlah, karena umat menantikannya. Petuah-petuah dari Ustadz yang menasehati kalian, ingatlah!. buatlah mereka tersenyum bahagia karena bangga, disebabkan melihat kalian telah menjadi sosok yang memberikan warna bagi orang di sekitar kalian.


   Peluklah sahabat-sahabat kalian setiap saat dengan menyebut namanya dalam doa. Sisihkanlah beberapa saat untuk mengenang kebersamaan dan ukhwah yang telah terbina. Manis rasanya, dan itu yang membuat kalian tetap kuat menjalani musibah dan rintangan yang ada.


   Jangan berhenti belajar, kapanpun dan dimanapun. Ilmu adalah penyebab iman terjaga, dan ilmu penyebab kalian bahagia. Teruslah mencarinya, dan jangan lupa, niat yang ikhlas adalah yang utama. Teruslah duduk bersama orang-orang sholeh dan ulama, petiklah petuah dari lidahnya. Jagalah iman dan kehormatan kalian di setiap langkah, Mudah-mudahan Allah Subhanahu wata`ala menjaga.


   Terus berdiri dengan tauhid dan keimanan, niscaya kebahagiaan akan terus berada dalam genggaman. Berpijak pada ilmu pengetahuan, ingatlah Rabb yang telah menciptakan selalu memperhatikan setiap derap langkah kalian. Maka, janganlah lupa, bahwa agama ini harus terus diperjuangkan agar kelak kalian berkumpul kembali di masa yang akan datang.


   Ingat, Status Alumni Pondok Pesantren Hidayatullah Batam sudah kalian sandang. Maka jadilah pribadi yang taat kepada Tuhan, orang tua teruslah kalian sayang, dan Agama ini perjuangkan. Kami, di sini akan terus mendoakan.

Barakallahu Lakum fi kulli umurikum