Bagaimana rasanya jika kita berjalan di atas jalan yang bagus, lurus, mulus, tanpa tanjakan, turunan, tikungan, dan bahkan rintangan. Tentu membosankan bukan? Begitulah jika kita hidup tanpa kesulitan dan menjalaninya fakum dan membosankan. Bayangkan jika kita lapar dengan sekejap mata makanan akan langsung ada di hadapan . Ketika ingin tidur, kasur yang empuk tersedia. Ingin memberi sesuatu, uang langsung diberikan. Tentu itu akan membuat sehingga seakan-akan tubuh kita bermusuhan dengan rasa lelah, asa sakit, dan tubuh akan menjadi manja.
Sadarilah saudaraku, engkau akan diuji ” Syeikh Ibnu Taimiyah pernah berkata dalam nasehatnya: suatu musibah yang membuatmu mau menghadap Allah, itu jauh lebih baik daripada kenikmatan yang membuatmu lupa akan dzikir kepada-Nya”
Jika diberikan ujian berupa kesulitan, hambatan, kegelisahan, kita selalu dan berkata “ya Allah, ya Allah” itu jauh lebih baik, pertanda bahwa Allah sedang menegurmu untuk mengingatnya. Dengan kegelisahan yang engkau alami, wajahmu tersentuh air wudhu, jidadmu menempel pada lantai, air matamu mengalir karena merengek, sungguh engkau harus beryukur. Perbanyaklah bersyukur dengan dua keadan yang kerap terjadi dalam hidupmu “ Kenikmatan” dan “Ujian”. Dengan dua keadaan ini, hidupmu lebih berseni dan penuh warna.
Karena sejatinya di Dunia ini adalah tempat menguji, tempat Allah menilai kita. Sudah sejauh mana ibadah dan kedekatan kita kepada Allah. Karena tempat berbahagia kita sesungguhnya adalah di Syurga.
1 Komentar
muhasabah diri, bagus ini karena terlalu lama menikamti dunia seakan lupa akhkerat...
BalasHapus