Belajar dari Kisah Musa dengan Khidir




    Kisah Musa kita dapat mengambil begitu banyaknya pelajaran. Ternyata saat Musa sebelum diangkat menjadi Nabi, Ia mendapatkan pendidikan dari Allah. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Musa adalah sosok yang tempramental, dan itu menjadi sempurna dengan kekarnya tubuh yang ia miliki. Pernah suatu ketika ia mendapatkan seseorang yang bersalah kemudia Musa menamparnya satu kali, seketika ia langsung meninggal ditempat. Bayangkan bagaimana kuatnya tamparan Musa. 

   Nah, Allah ingin ia banyak belajar bersabar, mengendalikan diri dan menahan emosinya. Diperintahkan untuk belajar kepada Khidir, seorang nabi yang tidak diangkat menjadi Rasul, namun memiliki kelebihan menakwil. Atau membaca kejadian yang akan terjadi dimasa depan. Musa menemui Khidir dan mengutarakan maksudnya. Singkat cerita Khidir menerima, dengan syarat yang harus dipenuhi. yaitu, Selama belajar dengan Khidir, Musa harus bersabar dan taat. Musa menerima persyaratan itu.

   Setibanya diperjalanan, mereka menaiki perahu namun Khidir dan Musa tidak membayar upah kepada pemilik perahu, justru "bayarannya" adalah Khidir membocorkan perahu yang barusaja ditumpanginya. Tentu  Musa bertanya mengapa ia melakukan perbuatan tercela tersebut.

   Setelah sampai didaratan, Khidir dan Musa berjalan kemudian ada seorang bocah yang lewat. Khidir menangkap bocah tersebut tanpa basa-basi Khidiri membunuhnya. Musa lebih tidak sabar, dan langsung bertanya " mengapa engkau bunuh anak yang suci itu?" 

   Dan setelah perjalanan jauh, Khidir dan Musa sampai keperkampungan dan meminta untuk diJamu. namun mereka menolak menjamu Khidir dan Musa. Justru yang Khidir lakukan adalah memperbaiki dinding rumah. Musa mengatakan, Engkau bisa meminta upah kepada mereka (pemilik rumah) karena telah memperbaiki dindingnya".


   Kemudian Khidir mengatakan, "sampai disini sajalah pertemuan kita, engkau tidak mampu bersabar bersamaku"

     Lantas Khidir menjelaskan sebab-sebab ia melakukan 3 perbuatan yang tidak dapat dipahami oleh Musa. Pertama, Adapun Bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Kedua, dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia mendorong kedua orang tuanya itu kepada keseszatan dan kekafiran. Ketiga, adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan dibahwahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yan gsaleh maka tuhanmu mennghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai Rahmat dari Tuhanmu dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya" (Surah ;Al Kahfi :79-82).

    Subhanallah, begitu banyak pelajaran yang kita ambil dari kisah 2 Nabi Pilihan ini. Untuk kita yang sedang belajar atau menimba ilmu kepada seorang guru. Yang pertama kali harus kita lakukan adalah bersabar atas sikap yang ia lakukan kepada kita dan mentaatinya, selagi itu perintah tidak mengajak untuk bermaksiat kepada Allah. Semoga bermanfaat!

Posting Komentar

0 Komentar