Hari berganti hari hingga kini tumpukan hari itu menjadi tahun yang panjang. Tanpa aku sadari kini aku sudah menjadi alumni Pondok yang aku cintai, Yah, Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Duri. Pondok yang telah menerima diriku dengan penuh kekurangan dan ketidakmampuan, namun ia tetap menerima hamba yang tak bernilai ini penuh keikhlasan. Setelah beberapa pekan aku mendengar kepergian Ayahanda kami Ust Imrozi, semoga Allah memberikan tempat terbaiknya. Karena aku percaya sabda Nabiku, bahwa saat anak cucu Adam meninggal seluruh amalnya terputus kecuali 3, salah satunya adalah ilmu yang berguna. Aku merasakan jernihnya ilmu yang berliau berikan kepadaku, kepada kami seluruh santri. Oleh karenanya aku akan terus mengamalkan, mengajarkan, dan memperjuangkan ilmu yang telah beliau berikan.
Aku ingin bercerita tentang kelas itu, yah kelas yang telah menyimpan sejuta kisah dalam hidupku. Kelas sederhana di tengah-tengan pondok yang tidak ada keangkuhan didalamnya, puluhan ribu pohon yang rindang menghiasi disana. Pondok yang berada didalam "hutan" jauh dari keramaian. Tempat itu sangat berkesan bagiku, bagi hidupku. Karena tempat itu aku menerima ilmu, mendapatkan dari muara yang jernih dan bersih.
Setiap malam, para asatidz kami mendampingi penuh keikhlasan untuk kami membaca, menelaah, dan mempelajari segala sesuatu didalam kelas itu. Ustadz yang tidak mengenal lelah dan letih, dan meskipun mereka merasakannya, tidak akan pernah ditampakkannya kepada kami.
Kelas itu tempat kami berkumpul membuang peluh. Kelas itu tempat kami bercanda memburu bahagia. Dan kelas itulah yang menjadi alasanku untuk tetap teguh menghadapi badai kehidupan yang gemuruh penuh tekanan yang tidak menentu.
Kelas yang menjadi tempat kami menimba ilmu, tidak mendengarkan riak-riak kesombongan dari kendaraan manusia-manusia congkak, dari suara-suara musik yang melenakan. Yang kami dengar hanyalah suara burung yang menyejukkan, lembutnya angin yang berhembus merdu menerpa diri kami untuk menyapa dan menghilangkan peluh.
Setelah resmi menjadi seorang Alumni, barulah kami merasakan rindu yang tidak tertahankan. Rindu yang hanya bisa kami luapkan melalui untaian doa-doa kepada Sang Maha Rahman. Agar terus menjadi tempat terbaik untuk mencetak generasi Robbani yang ditunggu dimasa depan.
Aku akan terus merindukan kelas itu, kelas yang telah menggoreskan sejuta kisah didalam lembar kehidupan kami semua. kelas itu yang menjadi saksi perjuangan seorang santri untuk mendapatkan Ridho ilahi Robbi.
Terima kasih Pondokku!
0 Komentar