Aku percaya kekuatan ilmu, aku juga yakin kekuatan pengetahuan, tapi aku jauh lebih yakin kekuatan Tarbiyah. ini adalah kalimat yang dalam dari Syeikh Sayyid Qutb.
Umat Islam memiliki ikon bagi generasi muda untuk ditiru. Siapa yang tidak mengenal Ismail bin Ibrahim A.S. seorang putra dari Nabi pilihan yang mendapatkan julukan Kholilullah. Ismail menjadi contoh bagi orang tua saat ini bagaimana harusnya mendidik anak-anak yang menyejukkan mata dan kebanggan keluarga.
Para orang tua bisa meniru bagaimana Nabi Ibrahim mendidik anak dengan baik. Imam Hasan Al Basri berkata : “ dulu, bila seorang telah mencari ilmu, tidak lama kemudian (pengaruhnya) akan terlihat pada tatapan matanya, kekhusyuannya, lidahnya, tangannya, sholatnya, dan kezuhudannya”
Dan Imam Hasan bin Athiyyah Al Muharibi berkata : “tidaklah ilmu seseorang bertambah melainkan ia semakin bertambah lurus (kehidupannya)".
Salah satu point penting dalam Tarbiyah adalah membiasakan anak untuk hidup diluar zona nyaman, mengajarkan bagaimana hidup itu dipertahankan. Meskipun tanpa orang yang selama ini diandalkan, baik orang tua, kakak, abang, ataupun kerabat dekat, sehingga meletakkan anak di tempat yang “tandus” (pondok pesantren) berarti telah mengajarkan mereka bagaimana bertahan diatas garis kehidupan yang penuh dengan tantangan, segalanya hampir dipenuhi ujian, duri-duri yang memberikan penderitaan.
Ini membuktikan apakah seorang anak tersebut mampu melewati rintangan yang telah disiapkan. Namun sebaliknya, jika ia tidak mampu, berarti ia sudah berhenti dalam perjuangan untuk meraih kebahagiaannya.
Tarbiyah yang baik membutuhkan waktu yang panjang. Tidak bisa hanya dengan sekedip mata kemudian anak mengalami perubahan sesuai yang di inginkan. Itulah sebabnya perkataan Hasan Al Basri bahwa jika seseorang mencari ilmu, akan ada perubahan yang lebih baik pada matanya, bagaimana ia gunakan. Tatapannya yang penuh santun tidak ada nilai kesombongan. Hatinya yang khusyu` semakin dalam, lidahnya ia gunakan dalam kebajikan, ia takut menggerakkan daging tak bertulang itu dalam kemaksiatan, berdzikir, memuji ke-Agungan Rabb semesta Alam, tangannya terus melakukan kebaikan, menolong orang yang sedang kesusahan, mencegah kemungkaran dan sholatnya semakin baik karena itu adalah ibadah yang pertama kali dihisab dari seorang hamba dihari perhitungan.
![]() |
dok pribadi: Santri Hidayatullah Batam |
Dan perubahan-perubahan ini akankah bisa terealisasikan di dalam kehidupan hanya dengan waktu yang singkat dan cepat? Tidak mungkin bisa.!, Karena itu adalah akhlak yang baik. Karena akhlak adalah sifat yang melekat pada diri seseorang dan telah menjadi kebiasaan, baik itu terpuji maupun tidak. Jadi jika ia memiliki akhlak yang tidak baik, berarti membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya menjadi seorang yang berakhlak baik.
Bagaimana men-Tarbiyah anak hingga ia menjadi seseorang yang memiliki adab atau akhlak yang baik, ini tergantung bagaimana peran orang tua sebagai Madrasah pertamanya. Siapa yang menjadi teladannya dalam mendidik dan dimana kiblatnya dalam urusan pendidikan. Ini adalah pertanyaan besar yang mendasar.
Nah, generasi muda dizaman yang penuh dengan fitnah, sehingga keburukan adalah barang yang mudah ditemukan kemudian menyebar kedalam pribadi setiap anak sangatlah mudah. Maka Tarbiyah adalah salah satu cara terbaik saat ini untuk membendung derasnya arus globalisasi yang membuat generasi muda kehilangan jati diri.
Tarbiyah Islamiyah adalah solusi terbai saat ini. Itu tidak diragukan lagi. Maka dari sekaranglah tanyakan diri kalian, apakah sudah cukup mendapatkan Magic tarbiyah ini dalam pembentukan karakter pribadi yang baik.
0 Komentar