Hari Raya Idul Fitri tahun ini adalah moment yang memiliki kesitimewaan tersendiri bagiku. Setelah 3 tahun menjadi Alumni Pondok Modern Al Jauhar, selama itu juga kami berpisah. Kami berada ditempat yang berbeda, menuntut ilmu agama adalah tujuan kami yang utama setelah menyandang status alumni. Kerinduanku kepada teman-teman seperjuangan tidak bisa di bendung, aku ingin sekali bertemu dengan mereka yang saat itu menjadi keluarga baruku di Pondok, mereka yang menjadi alasanku untuk tetap bertahan menghadapi lika-liku hidup menyantri. 

    Aku menemui teman-temanku yang letaknya jauh dari rumah, namun itu bukan alasan untuk menghentikan niatku untuk bersua dengan mereka. Karim Kurniawan, sahabatku yang menempuh pendidikan di Universitas Islam tertua di Dunia, Al Azhar. Ia kembali ke indonesia karena liburan. Dan ternyata bukan hanya dia saja yang aku temui, sekali mendayung 3 pulau terlampaui, itulah pribahasa yang tepat bagiku. Aku bertem dengan sahabat-sahabat yang lain. Muhammad Ridho Nasri, yang menempuh pendidikan di Pondok Tahfidz Isy Karima Solo, Jawa Tengah, Abriansyah mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Nurkholis Pengasuh pesantren di Sumatra Barat, dan Saidul Aksha mahasiswa Universitas Islam Riau.

Dok Pribadi ; saat di rumah sahabatku Karim Kurniawan
   Saat pertama kali kami berkumpul di rumah Karim, aku melihat suasana yang asing namun pernah aku merasakanannya. Yah, beberapa tahun lalu suasana ini pernah terjadi saat kami menjadi santri. Duduk bersama di beranda Asrama, bercerita, tawa dan canda yang saat itu benar-benar membuat keluarga baru itu menjadi harmonis. Kami saling bertanya keadaan di tempat kami masing-masing. Sahabatku Karim bercerita tentang keunikan negeri Fir`aun dengan beragam kisah yang membuat kami tertarik. Dan kami saling memberikan semangat untuk terus berada dijalan Dakwah ini. Perjuangan Islam harus kita emban dan berada dalam Khittah yang telah ditetapkan.

    Aku benar-benar merindukan suasana seperti ini, suasana yang tidak ada keangkuhan. Keramahan, persahabatan yang kental terasa membuat diri ini terlena untuk terus berada disamping mereka. Yah, mereka adalah sahabat-sahabat terbaik yang pernah aku temukan. Hal yang paling aku rindukan dari mereka adalah kebersamaan, kami selalu saling mengigatkan untuk terus bersama. Tidak ada yang boleh tertinggal, belajar bersama, beribadah bersama, bahagia bersama, susah bersama hingga tumbuh benih-benih ukhwah yang berakar menembus 7 lapis tanah, dan tingginya kesetian menjulang hingga melampaui semesta. Kalian adalah sahabat yang sempurna !