Kali ini aku ingin menceritakan seorang wanita hebat yang sangat menginspirasiku secara pribadi. Wanita yang menyayangi kami seperti seorang ibu kepada anaknya sendiri. Kami sangat mencintai beliau, sehingga setiap liburan yang kami punya selalu kami luangkan waktu untuk bertemu dengan beliau. Bu Sesnawati namanya, wanita yang tidak pernah memilah dalam menyayangi muridnya. Kami saat menjadi santri, sering mengadukan berbagai hal, mengadukan keluhan kami kepada beliau. Dan beliau selalu mendengarkan dengan seksama, memberikan solusi-solusi yang membuat kami kuat dan tegar menghadapinya.
Sehingga, saat kami main kepondok kami tidak mungkin tidak singgah kerumah beliau. Karena kebetulan rumah beliau sangat dekat dengan pondok. Ada moment yang paling aku ingat saat kami menjadi santri. Saat itu kami sudah kelas 6, kelas Akhir di Al Jauhar. Saat Idul Fitri tiba, kami diamanahkan untuk menjaga pondok. 6 orang kami saat itu, menjaga pondok dengan penuh kesungguhan. Karena seluruh warga Al Jauhar menikmati liburan, kecuali kami.
Lapar, ini adalah musuh kami saat itu. Karena bingungnya kami mencari makan, kami meminta makanan kepada teman-teman yang tinggal disekitar Kota Duri. Alhamdulillah, teman-teman kami juga tidak kalah sayangnya dengan kami. Mereka mengantarkan makanan, kadang kami pergi untuk mengunjungi rumah mereka hanya untuk mengisi perut kami yang kosong. Nah, saat sudah tidak dapat lagi makanan dari teman-teman, karena sibuknya mereka dengan liburan.
Kamipun kebingunan, mau kemana akan mencari makan. Kami ingat Beliau, Bu Ses yang kami cintai sepenuh hati. Menghubungi beliau mellaui telvon, " Assalamualaikum ibuku, bu, kami belum makan dari pagi sampai sore ini. Ada sesuatu yang bisa kami makan tidak bu?" begitulah pesan kami kira-kira. "Waalaikumussalam, hah, belum makan?, datanglah kerumah ibu, kita makan apa yang ada disini".
lihat meja itu, semua dimasak beliau hanya untuk makan kami |
Segera kami menuju rumah Bu Ses, ternyata sat kami datang, beliau juga belum ada masak apapun. Karena kami belum makan lama, beliau langsung menyibukkan diri di dapur untuk memasak makanan untuk kami. Melihat kesibukan beliau, aku melihat kasih sayang yang tidak ada dusta setitikpun untuk kami. Beliau panik dan khawatir dengan kondisi kami, oleh karenanya beliau memasakkan banyak-banyak untuk kami santap. Dan setiap kami datang kerumah beliau, selalu beliau menyambut kami dengan senyum bahagia. Yang membuat kami tidak bisa datang setiap hari adalah karena banyaknya kakak-kakak kelas kami dan adik-adik kami yang berkunjung kerumah beliau. Sehingga tidak jarang rumah beliau sampai penuh hingga tidak cukup lagi.
Semua santri Al Jauhar sangat menyayangi beliau, semua tahu itu. Kami sangat menyayangi beliau. Dan tidak ada satupun yang menjaga jarak dengan beliau, semua sangat akrab dan dekat. Kalau bertemu, kami langsung menceritakan perjalanan kami di tempat masing-masing. Dan beliau seperti biasa, mendengatkan penuh hormat tanpa ada rasa acuh. Sehingga setiap kami berkumpul disaat libur, salah satu hal yang akan kami bahas adalah, " kapan kita kerumah bu Ses?". Selalu itu, karena kami memang benar-benar merindukan beliau. Marahnya, senyumannya, dan yang tidak kalah penting masakannya. Karena setiap kami makan, tidak pernah sisa, pasti habis. hehehehe
Semoga Allah memberikan kesehatan dan kemudahan rezeki. kebahagaian di dunia dan akhirat |
0 Komentar