Rabbul Izzati menanamkan harapan kedalam hati kaum muslimin dalam situasi genting dan kritis yang telah mereka hadapi. Rabbul `Alamin mengiringkan antara keadaan yang sangat sulit dengan pertolongan dan kelapangan. Alangkah sangat gelapnya malam apabila fajat telah dekat. Demikianlah, Allah menggambarkan keadaan kaum muslimin saat itu yang telah dilanda kesempitan, penyakit, kemiskinan dan peperangan. Sampai-sampai keadaan yang sangat menjepit itu menyebabkan Rasulullah bertanya-tanya, "kapan pertolongan Allah itu akan datang?" Maka Allah memberikan kabar gembira kepada mereka," sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
Ketika Rasulullah melihat kaum kafir telah menekan kaum muslimin sedemikian kuat, melihat pohon dakwahnya hampir-hampir tidak berkembang, dan melihat musuh-musuh Allah beramai-ramai menyerbu Dienullah serta para sahabat tercintanya, beliau memberikan kabar gembira kepada mereka. Hal ini menanamkan harapan dan memberikan rasa longgar dan lapang dalam dada mereka yang terjepit dan terhimpit oleh situasi dunia kala itu.
Ashabul Sunan meriwayatkan kisah kepada kita bahwa pasukan Ahzab (Atau lebih dikenal dengan Khandaq) datang ke Madinah dengan kekuatan 10.000 orang di komando Abu Sufyan. Mereka mendapat kobaran semangat dan suntukan api permusuhan dari Sallam bin Misykam dan Allam bin Abul Huyay bin Akhtab (mereka menjadi biang fitnah) Mereka menggiring pasukan Ahzab yang terdiri dari kabilah Quraisy, kabilah Ghatafan, kabilah Aslam, dan kabilah Asyja` untuk mengepung kota Madinah. Al Quran melukiskan keadaan mereka sebagai berikut ;
"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat (yang telah dikaruniakan) kepadamu tatkala datang kepadamu tentara-tentara. Lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu lihat. Dan adalah Allah yang maha melihat akan apa yang kamu kerjakan.
(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan macam-macam purbasangka.
Disitulah orang-orang beriman diuji dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat hebat." ( Al Ahzab :9-11)
Allah mengilhamkan kepada Rasul-nya untuk menggali parit lewat saran Salman Al Farisi. Mereka semua menggali parit sampai akhirnyasebagian sahabat terhalang oleh sebuah batu besar. Gancu mereka sama sekali tidak bisa menghancurkannya. Cangkul mereka tidak bisa mendongkel bagian bawahnmya. Mereka kemudian melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah. Beliau datang dan memukul batu tersebut satu kali, sehingga berhamburanlah percikan api. Beliau bertakbir dan kaum muslimin ikut bertakbir bersamanya. Beliau lantas memukul batu tersebut untuk kedua kalinya, makaberhamburanlah percikan api. Beliau bertakbirkemudian disusul dengan pekikan takbir kaum muslimin dibelakangnya. Kemudian beliau memukul yang ketiga kalinya, maka pecahlah berkeping-keping batu tersebut dan berhamburan seperti tumpukan pasir yang berterbangan.
Dalam situasi mencekam, Rasulullah memberikan kabar gembira. saat itu hati orang-orang beriman, termasuk sosok-sosok pilihan seperti Abu Bakar, Utsman, dan sahabat-sahabat lainnya sedang terguncang.
".... pada percikan bunga api yang pertama, tampak bersinar dalam pandangan mataku istana Bashra dari Syam, dan Jibril memberitahukan padaku bahwa umatku akan mengalahkannya. Dan tampak bersinar dalam pandangan mataku pada percikan bunga api yang kedua, istana Hirah dari Iraq dan Jibril memberitahukan padaku bahwa umatku akan mengalahkannya. Dan tampak bersinar dalam pandangan mataku pada pukulan yang ketiga, istana Shana`a dari Yaman dan Jibril memberitahukan padaku bahwa umatku akan akan mengalahkannya."
Dari kisah diatas kita bisa mendapatkan pelajaran berharga bahwa ketakutan, kegelisahan, dan tekanan yang senantiasa menghampiri hidup kita itu adalah bumbu-bumbu kehidupan yang harus kita jalani dengan penuh keikhlasan. Allah benar-benar memperhatikan kita dan tidak mungkin lepas dari pantauannya. Bukankah saat kaum muslimin di kepung oleh pasukan Abu Sufyan ditambah lagi orang-orang Yahudi membantu dan mereka memang benar-benar bersekutu sebagaimana dinamakan perang Ahzab. Dan saat itu kaum muslimin ketakutan sampai para sahabat yang memiliki keimanan kuat menjadi goyah. Jika sudah sekelas Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, mereka goyah dan khawatir akan serangan, ini menandakan bahwa tekanan saat itu sangat berat. Jadi tidak heran saat kaum muslimin yang lainnya juga khawatir. Tetapi Allah memberikan kabar gembira kepada kaum muslimin akan kemenangan.
Saat tekanan semakin berat artinya kemudahan dan keringanan kian dekat untuk menghampiri, dan saat fajar akan terbit kegelapan kian pekat membutakan. Begitu juga yang Allah berikan cobaan dalam hidup kita, semakin berat cobaan yang kita hadapi berarti masalah itu akan selesai dan kemenangan akan diraih namun itu hanya masalah waktu dan bagaimana kita bertahan menghadapinya.
Para sahabat sudah melalui itu dan mereka merasakan pembuktian dari Allah. Karena itu kita bisa meniru mereka dan Rasulullah memang benar-benar mengajarkannya. Dan lebih dahsyat lagi, saat tekanan dari Abu Sufyan dan para sekutunya membebani sahabat maka Allah mengabarkan kabar gembira bahwa Syam, Yaman, dan Persia akan ditaklukan oleh kaum muslimin dan Islam.
0 Komentar