Salah satu bukti begitu wara'nya Umar bin Abdul Aziz adalah suatu hari Umar bersama dengan Ghulam (pelayan laki-laki kecil) miliknya. Ia biasa membawakan tempat pemanas air untuk wudhunya. Pada suatu hari, Umar berkata kepada ghulam tersebut," Apakah kamu membawa tempat pemanas air ini kedapur kaum muslimin, lalu kamu panaskan sehingga air didalamnya menjadi panas, kemudian membawanya kepadaku?"

    Ghulam tersebut menjawab," Benar, semoga Allah membaguskan engkau." Umar pun berkata, "Kamu telah merusak kami." Lalu umar memerintahkan Muzahim untuk memanaskan air didalam tempat pemanas air tersebut dan menghitung berapa kayu yang digunakan  sampai air didalamnya menjadi panas, lalu dikali berapa hari pemanas itu dipanaskan didapur kaum muslimin. Maka sejumlah itulah kayu yang diserahkan Umar ke dapur kaum muslimin.

    Umar sangat takut jika ia berlaku dzolim kepada rakyatnya, ia tidak mau menggunakan  fasilitas umat untuk kepentingan pribadi. Ini sungguh mengharukan dan sangat langka kita temukan sosok pemimpin disaat sekarang ini. Tentu ini menjadi pertanyaan besar, mengapa?

    Jawabannya adalah karena minimnya para pemimpin dalam mempelajari sejarah masa lalu, mereka terlalu sibuk dengan diri sendiri dan kepentingan yang membuat diri mereka menjadi kaya hingga lalai akan tugas. Dan terlepas dari itu, semua karena niat yang bisa dikatakan kurang lurus. Jika niat ingin menjadi pemimpin untuk kepentingan dunia maka yang terjadi adalah pemandangan seperti sekarang ini. Tentu sulit bukan mencari pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz yang memiliki keagungan akhlak dan berbudi luhur. Semua itu dari muar yang satu, yakni uswah terbaik sang junjungan alam Muhammad Saw.