Disaat sempitnya hati dan akal, kita terkadang melakukan hal yang konyol. Menemukan masalah yang membuat kita merengek meminta bantuan, dan yang fatalnya meminta bantuan kepada yang bukan ahlinya.

  Manusia,,, kita sering sekali mengharapkan bantuan kepada manusia yang pada hakekatnya memiliki kelemahan yang sangat lemah. 

  Allah,,, Allah saudaraku yang harus kita mintai pertolongan. Buka kah Allah selalu menawarkan bantuan, sebesar apapun masalah kita, Allah lah yang harus kita mintai bantuan.

   Pernah suatu waktu temanku bercerita mengalami gejolak hati yang tidak pada hal yang wajar. Merasakan kerinduan pada seseorang yang salah, ia mengabaikannya, tidak melirik sedikitpun apa yang sudah ditumpahkan kepadanya. 

   Dan saat itu, dia menemukan titik yang sangat rumit dan berat, ibarat jurang ia sangat terjal dan curam. Sulit sekali dihadali baginya, ia resah kepada siapa hati akan mengadukan sehala peluh.

   Disaat itulah hati dan akal menjadi sempit, ia menceritakan ketegaran, pengorbanan, dan perjuangan kepada teman yang saat itu mungkin,,, mhngkkn dia akan melangkah lebih jauh dari dirinya. 

   Hari demi hari, minggu ke minggu hingga bulan menuju tahun. Toh tetap tidak ada kabar yang membuat hatinya lega dan bahagia. Temannya diam memperlihatkan kepeduliaannya  hanya di depannya saat dia bercerita panjang lebar.

   Ternyata dirinya salah besar, ia telah membuat kesalahan fatal karena terlalu percaya kepada orang yang sama sekali tidak peduli, ia tidak sedikitpun bergerak untuk membantu kesulitannya.

   Hingga dengan rahmat Allah dan kasih sayang-Nya dia mengarahkan hati pada jalan Allah yang maha agung. Dengan seketika beban itu hilang seperti hilangnya malam ditelan sang surya. Allah telah menunjukkan bahwa kita sebagai manusia memiliki tempat untuk meminta bantuan dan pertolongan. Hanya saja terkadang kita lupa dan ragu akan kemampuan-Nya.  Ia mengatakan padaku, harapanku kepadanya hilang, dan kasih sayang kepada Allah dia temukan.

    Sekali lagi teman, berharap kepada makhluk itu menyakitkan. Tidak ada kepastian yang ada hanya luka yang dalam karena harapan yang menjulang.  Manusia tidak mampu sedangkan Allah mampu, lantas mengapa minta kepada yang tidak mampu.