3 Januari 2017 kami memulai tahun dengan kegiatan penuh tawa dan
canda, aku dan teman-teman pergi ke pantai melayu untuk berlibur. Disana
kegiatan banyak dan beragam untuk menyambut kuliah kami yang sebentar
lagi akan dimulai. Dari perlombaan voly ball dan tarik tambang semuanya
menghadirkan tawa dan canda, meskipun bersaing dan saling mengalahkan
tetapi ukhwah tetap terjalin dengan baik dan tidak ada perpecahan.
Sebenarnya kebahagiaan itu sangat sederhana jika kita melihat dari kaca
pandang yang postif dan menilai dengan adil. Mungkin ada yang menilai
bahwa bahagia itu memiliki mobil mewah, rumah besar, harta yang
belimpah. Padahal tidak, kebahagiaan itu kita dapatkan dengan mudah dan
sangat murah. Tertawalah, tertawalah dengan apa yang kau lihat dan
menghiburmu maka itulah kebahagiaan sesungguhnya. Aku contohnya, saat
melihat mereka bermain dan bersaing dalam lomba kecil nan sederhana, aku
sangat bahagia dan merasakan ketentraman dengannya.Mereka bersaing dalam lomba namun setelah itu bersenda gurau bermain pasir, menceburkan diri kedalam laut yang tenang namun berwibawa semua itu adalah pemandangan yang menarik dan bagiku itu adalah sumber dari kebahagiaan.
Nah, ternyata bahagia itu adalah hasil dari usaha kita, usaha untuk mencari kebahagiaan dan usaha untuk berfikir bagaimana caranya mendapatkan bahagia. Maka dari itu, carilah kebahagiaan dengan usaha yang maksimal. Usaha itu adalah melakukan sesuatu yang tidak biasa. Usaha itu adalah berkorban dan rela keluar dari jalur yang sudah tabu bagi khalayak banyak.
Coba bayangkan, melihat saudara-saudara dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua dan bahkan Natuna yang diklaim milik tiongkok semuanya ada. Mereka menceburkan diri dalam canda dan tawa, gurauan yang mengundang tawa dan melihat mereka tertawa itu adalah bahagia, aku sangat menikmatinya. Ditambah dengan deburan ombak yang menenangkan jiwa, melihat lautan yang luas tak berujung, ini sangat indah bukan, sangat indah dan kalian tentu akan merasakannya jika kalian berada seperti aku berada disana ketika itu.
Berikut Dokument bergambar dari Rihlah kami di Pantai Melayu, Batam :
 |
| Tim kami juara 1 tarik tambang |
Ternyata kemenangan kami selain kekompakan dan kebersamaan, ada faktor X yang memenangkan kami.Aku dari Riau, Zaini dari Aceh, Ahmad dari Kalimantan, Derajat dari Natuna, Kadarin dari Sulawesi Selatan dan Joko dari Papua. Ini Implementasi dari Bhineka Tunggal Ika kami bersatu kawan !
 |
| Hadiah apresiasi adalah bagian dari mozaik kebahagian, namun ia bukan segalanya. |
 |
| kepalan tangan adalah simbol, "kita harus kuat"! |
 |
| Balikpapan, NTT, dan Riau dalam satu Moment |
 |
| Ayooo kita bisa ! |
 |
| kalah dalam satu keadaan adalah pelajaran untuk meraih kemenangan di lain kesempatan. |
 |
| sedetik tenaga yang keluar adalah bagian dari Usaha untuk Bahagia |
|
|
| |
| di Ujung |
 |
| dibalik tenaga yang kuat, ada dorongan moral di belakangnya itulah teman. |
 |
| ayo tarik terus, berhenti ketika sudah selesai bukan ketika lemah |
 |
| Menanti lawan,,,hehehe |
 |
| Hingga akhirnya Hidayatullah akan menjadi bagian dari peradaban dan kemajuan |
Nah, itulah sekelumit goresan kecilku yang baru sekarang aku sempat menulisnya. dan mungkin akan kita sambung di lain waktu dan kesempatan.
Wassalamualaikum
0 Komentar