Saat ini ada kesedihan yang tidak kunjung hilang dari dalam diri kita. Kesedihan yang terus menghantui karena kehilangan sesuatu yang besar dan berharga.Kemajuan-kemajuan yang pernah diraih umat Islam satu persatu beralih tangan dengan Barat. Barat menjadi pusat peradaban dunia di abad ini.

    Koran harian tempat saya tinggal menuliskan dalam salah satu halamannya ada 10 perpustakaan terbesar di dunia dan miring tidak ada satu negara muslim yang masuk dalam nominasi tersebut.

   Urutan pertama perpustakaan terbesar di dunia adalah Washington D.C.'s Library of Congres, USA. Perpustakaan ini menampung 30.000.000 Buku-buku yang terdapat didalamnya berbagai disiplin ilmu dan berbagai bahasa.

    Dan urutan ke 10 adalah London's British Library, Inggris. Perpustakaan ini terdapat 150.000.000 lembar tulisan dan jumlahnya meningkat 3.000.000 tulisan setiap tahunnya.

    Adapun 5 negara yang memiliki hoby membaca terbesar di Dunia adalah Finlandia, Norwegia, Eslandia, Denmark, dan Swedia. Apapun negara tersebut yang pasti tidak ada negara muslim didalamnya. Ini yang paling menyedihkan bagi kita, padahal wahyu pertama kali turun kepada Rasulullah adalah perintah membaca.

    Kita akan membahas sejarah kembali, betapa hebat dan majunya peradaban dunia yang berpusat oleh kekhilafahan.
Agar menjadi pelecehan motivasi kita untuk berfikir dan bergerak.

   Ziauddin Sadar dan Mw Daniel mengatakan dalam bukunya yang berjudul "Distorsi Imagination" menggambarkan penerbitan buku di Dunia Islam 10 Abad silam hampir sama dengan pencapaian peradaban saat ini.


    Pada Abad 9 M hampir seluruh kota Islam sudah terdapat Perpustakaan dan yang lebih dikenal saat itu adalah "Dar Al-'Ilm"

   Dar Al Ilm bukan hanya sebagai tempat penyerapan ilmu, tetapi juga tempat penyebaran ilmu. Semua hasil tulisan karya mereka diletakkan di perpustakaan, sehingga masyarakat muslim saat itu berlomba-lomba membaca buku sebanyak-banyaknya agar bisa menulis dan melahirkan karya.

   Kota Marrakech di Maroko ada sebuah Masjid Kutubya namanya. Masjid yang dibangun pada masa kekuasaan Abd Al Mumin dari Dinasti Muwahidun. Disekitar masjid terdapat 200 toko buku. Pada saat itu buku menjadi komoditas perdagangan. Ini menandakan bahwa masyarakat muslim sangat besar minatnya dengan buku-buku.

   Dan ada juga di daerah lain yg tidak kalah Menakjubkan untuk kita yaitu Di Tripoli Penguasa Muslim memiliki perdustakaan dengan 200.000 volume buku.
Ini bukanlah angka yang kecil untuk ukuran seorang penulis yg menggunakan pena dengan tinta yg terpisah. Jika dibandingkan dengan saat ini tentu berbeda. Penulisan buku sekarang menggunakan mesin dan percetakan juga dengan mesin, dan menggandakan buku tersebut juga tidak dengan Menulis ulang. Berbeda halnya pada masa abad 10 saat itu.

   Dengan rentetan bukti diatas kita sudah dapat menebak betapa hebatnya peradaban Islam saat itu.  10 Abad silam kita mampu berjaya dan menorehkan tinta emas dalam sejarah dengan karya-karya hebat. Dan tidak mustahil jika kita mengulang kejayaan peradaban, bukankah Islam dilahirkan untuk membawa rahmat seluruh Alam.

#ayomembaca
#Muslimpenuhkarya