Ada kalimat bijak yang mengatakan hidup ini hanya sekali, hiduplah yang berarti. mungkin ini yang lebih tepat untuk kita gambarkan kepada santri-santri yang menghabiskan sebagian waktunya untuk belajar, dan belajar ini bukan hanya berada didalam kelas akan tetapi ketika santri berada di lingkungannya maka ia dengan sendirinya akan belajar. Mau tidak mau siap tidak siap hari esok akan tiba, sekuat apapun kita, segagah apa pun kita tidak akan mampu menahan putaran waktu ini. Dan yang terjadi adalah esok hari tiba tanpa kita melakukan hal-hal yang baik untuk diri kita.

     Banyak orang yang saat ini sudah berusia yang sudah relatif tua, 30 tahun misalnya. Ia sudah menjalani kehidupan ini tanpa ia sadari 30 tahun berlalu. Dan di waktu yang sama banyak pengusaha, penulis, olahragawan, dan lain sebagainya sukses dan berada di puncak karirnya saat ia sudah berusia 30 tahun, tetapi itu hanya sedikit dan tidak sebanding dengan orang yang menganggur, menjadi pencopet karena tidak bisa menghidupi dirinya dan melakukan aksi-aksi kriminal yang membuat dia menjadi hina pada akhirnya.


      Berbeda dengan manusia yang selalu di sibukkan dengan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan dirinya, santri sudah tidak asing bagi telinga kita bahwa mereka adalah pelajar kelas atas, mengapa saya katakan kelas atas, karena selain belajar di kelas, mereka  juga harus jauh dari keluarga dan kebebasan yang pada umumnya di dapatkan anak-anak.


         Sebenarnya kebahagiaan itu sangatlah mudah kita dapatkan, engkau berada di tengah-tengah orang yang membuatmu tersenyum,disaat itulah engkau menuai kebahagiaan. Sering kita menilai bahagia itu haruslah  memiliki uang yang banyak, rumah yang besar dan kendaraan yang mewah, padahal betapa banyak orang yang memiliki kekayaan tetapi hatinya kering dan kosong. Salah satu kelebihan menjadi santri adalah kita selalu di berikan rahmat oleh Allah SWT karena malaikat-malaikat-Nya menaungi para penuntut ilmu tersebut, hati mereka tentran, damai dan tidak ada rasa gelisah yang melekat pada diri mereka.

santri-santri yang melihat teman-temannya berolahraga

sekali lagi, Bahagia itu sederhana

olahragalah !