Kita pasti tak bisa membayangkan bagaimana kita tinggal di daerah yang penuh dengan suara berondongan senjata api dari tangan-tangan para pengecut, yang berani mengarahkan ke arah wanita dan anak-anak. Menurut hemat saya seperti kita berada di tengah-tengah hewan buas yang setiap saat mengaung dan nyawa kita sudah di ujung tombak hanya tinggal menunggu waktu saja.
![]() |
mereka seperti tidak memiliki saudara padahal umat islam adalah populasi paling banyak di muka bumi |
Kaum muslimin di syam adalah manusia biasa seperti kita, mereka makan, haus, tidur, lelah, dan menangis. Saudaraku, mereka menangis ketika kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Bahkan mereka menjerit karena tidak menyangka akan secepat itu berpisah di dunia tetapi itu adalah kenyataan yang harus diterima. Dan kenyataan yang kita saksian saat ini adalah sangat sedikit sekali yang peduli dan peka akan jerit tangis mereka. Kita lupa bahwa kaum mukminin adalah seperti satu organ tubuh, kita lupa dengan hadist Rasulullah bahwa kita tidak akan dikatakan orang beriman sampai kita mencintai saudara kita melebihi diri kita sendiri. kita lupa saudaraku.
Tetapi saat kita diam sejenak dan termenung kemudian menundukkan kepala serta merendahkan diri dihadapan Allah sang Maha kuasa kemudian menyebutkan nama mereka dalam doa kita, maka kita sudah menjadi bagian dari mereka. Saudaraku, engkau tidak akan dikatakan beriman sampai engkau mencintai saudaramu melebihi dirimu sendiri.
![]() |
luka mereka semakin sakit saat mengetahui kita tidak memperdulikan nya |
0 Komentar