Pada tanggal 4 November 2016 indonesia menyaksikan kedahsyatan dan kekuatan dari umat Islam sesungguhnya. Hampir seluruh penjuru kota dan Provinsi terdapat sekumpulan manusia mengenakan pakaian putih berjalan dengan pekikan takbir, membesarkan Asma Allah. Kita sudah mengetahui alasan dari terjadinya aksi yang lebih dikenal dengan Aksi damai atau aksi 411. Kejadian ini memberikan pemandangan yang sangat menyejukkan mata dan meneduhkan hati karena ini adalah moment langkah dimana seluruh umat islam di indonesia bersatu padu menggemakan satu nama yang layak dan sangat pantas di besarkan, Allah SWT.
Saya tidak akan membahas tentang pernyataan saudara terlapor A*** yang telah menistakan Agama Islam dan ulama karena sudah banyak yang mengkaji dan menelaah tentang hal itu. Saya ingin menarik setiap hati kaum muslimin untuk membuka hati dengan jernih. Kita lihat apa yang terjadi pada 4 November dimana umat islam dari berbagai wilayah datang dan kaum muslimin yang tidak sempat hadir ke Ibu kota melakukan aksi yang sama di daerah masing-masing. Ini terjadi karena satu masalah yaitu "melecehkan" Agama. Dan saat itu juga seluruh kaum muslimin marah dengan amarah yang penuh berapi-api.
Ini mengingatkan kita pada kisah Amirul Mukminin Mu`tashim yang saat itu ia sedang meneguk air minum kemudian mendengar laporan bahwa ada seorang muslimah di Ammuriah atau Amora yang dihina oleh tentara Romawi dan saat itu muslimah tersebut berteriak " “Wa Mu’tashamah….!!!” Yang juga berarti “Dimana kau Mu’tasim…Tolonglah Aku”
Teriakan muslimah tersebut akhirnya sampai ke telinga Khalifah al-Mu’tasim. Kemudian Mu`tashim merespon teriakan wanita tersebut.
Puluhan ribu tentara pun digelar mulai dari gerbang ibukota di Baghdad hingga ujungnya mencapai kota Ammuriah. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi.
Catatan sejarah menyatakan bahwa ribuan tentara Muslim bergerak di bulan April, 833 Masehi dari Baghdad menuju Ammuriah. Kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.
Hanya seorang Muslimah yang dilecehkan kafir Romawi dan berteriak ‘Wahai Mu’tasim” maka sang khalifah tersentuh hatinya dan terbakar ghiroh Islamnya sehingga dilancarkanlah serangan penaklukan ke Ammuriah hingga sang Muslimah akhirnya bisa dibebaskan. Allahu Akbar!
Ini bukanlah dongeng kosong yang biasa di dengarkan kepada anak-anak zaman ini, akan tetapi ini adalah kisah sejarah yang menorehkan tinta emas untuk dijadikan pelajaran kepada umat islam bahwa sebenarnya Islam memiliki Izzah yang tinggi dan tidak ada satupun yang boleh merendahkan apalagi melecehkan.
Sebagai Muslim sejati seharusnya kita memiliki ghiroh yang sama seperti Mu`tashim yang tidak merelakan ada saudaranya di hina dan di lecehkan. bukankah Allah mengatakan bahwa umat Islam itu seperti satu organ tubuh yang apa bila satu bagian terluka maka seluruhnya ikut merasakan. Nah sekarang ghiroh itu mulai memudar dan seakan-akan Islam kehilangan jati diri. setelah sekian lama terdiam bisu, terlena dengan lelapnya tidur, kini Allah memberikan pelajaran kepada kita semua dengan adanya Aksi 4 November, Allah mengajarkan kepada kita bahwa ketika umat islam bersatu tidak ada yang mampu mengalahkan. Dan bahkan kata ulama Umat islam seperti lebah, yang selalu hinggap di tempat yang baik, memakan dengan sari pati yang baik, dan ketika ia bertengger tidak merusak dahan, dan saat ia mengeluarkan sesuatu, yang ia keluarkan adalah hal yang terbaik. Madu, lebah mengeluarkan madu yang baik. tetapi ingat ! saat lebah itu disakiti maka seluruh puluhan ribu lebah yang lain akna merasa tersakiti dan berhati-hatilah engkau akan disengat karena telah menyakiti lebah tersebut.
Jadi perlu kita sadari, Islam seperti lebah yang saat bersatu ia akan tangguh dan tak terkalahkan. Wahai saudaraku, bangunlah dari tidur panjang yang melelahkan. buka lah mata yang selama ini membutakan, dan pasang telinga yang selama ini menulikan hingga kita tidak mendengar teriakan-teriakan dan jeritan saudara yang tersakiti. Ada dua pilihan untuk kita, mau menjadi Mu`tashim atau prajurit Mu`tashim yang sama-sama gagah dan pemberani.
jadikan ini pelajaran untuk kita semua!
0 Komentar