Surat Umar bin Khattab kepada Abu Ubaidah bin Jarrah


Bissmillahirrahmanirrahim
Dari hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, untuk Abu Ubaidah bin al jarrah. Salamuan alaik. Aku memuji Allah yang tiada tuhan selainnya. Aku bershalawat bagi nabi-Nya, Muhammad SAW

Amma ba`du. Aku telah mengangkatmu sebagai pemimpin kaum muslimin (di Syam). Janganlah malu karena Allah tidak malu pada kebenaran. Aku berpesan kepadamu untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, yang menyelamatkanmu dari kekufuran menuju iman, dari kesesatan menuju hidayah-Nya. Aku menunjukmu sebagai pemimpin pasukan Khalid. Peganglah pasukannya dan turunkan ia dari jabatannya. Janganlah kau bawa pasukan muslimin pada kebinasaan karena mengharap harta rampasan. Dan jangan kau bawa pasukan menghadapi pasukan besar. Tutuplah matamu dari dunia, sisihkan ia dari hatimu, janganlah menjadi hancur karenanya, seperti orang-orang sebelummu. Aku telah melihat pertentangan mereka, aku mengetahui mereka. Antara dirimu dan akhirat hanya di batasi tudung. Aku denganmu hanya menunggu waktu untuk pergi ke subuah ruang yang tak lagi berseri, bunganya telah layu, dan orang yang paling siap untuk itu hanyalah yang berbekal takwa.

     Khalid mengetahui hal pemberhentiannya. Ia pun pergi  menemui Abu Ubaidah dan berkata, “ Semoga Allah mengampunimu. Surat pengangkatanmu sebagai komandan dari Amirul Mukminin telah sampai kepadamu, tetapi engkau tidak memberitahuku. Padahal, engkau shalat dibelakangku dan kuasa itu ada di pundakmu”

Abu Ubaidah berkata, “ Semoga Allah pun mengampunimu. Aku tidak akan memberitahumu sampai engkau mengetahuinya dari orang lain. Aku tidak ingin mengacaukan konsentrasimu dalam peperangan. Aku ingin menunggu sampai semua itu selesai. Setelah itu, aku akan memberitahumu, insya Allah. Aku tidak menginginkan kekuasaan dunia. Bukan untuk dunia kau bekerja, apa yangg kau lihat akan musnah dan binasa. Kita bersaudara dan kita penegak perintah Allah SWT. Tidak masalah bagi seorang muslimin jika saudaranya menggantikan posisinya dalam agamanya ataupun dunianya. Bahkan, seorang penguasa  harus tahu bahwa ia lebih dekat dengan ujian, lebih mudah terjerumus dalam kesalahan yang dapat membinasakannya, kecuali orang-orang yang dilindungi oleh Allah SWT. Dan mereka itu golongan yang sedikit.

        Inilah salah satu alasan umat Islam meraih puncak kejayaan yang sangat gemilang. Mereka mentaati pemimpinnya dan saling menjaga ukhwah. saling menasehati dan mendoakan dalam kebaikan adalah pupuk benih-benih persaudaraan yang kuat. Sehingga tidak heran saat diturunkan dari jabatan ataupun di angkat jabatan yang lebih tinggi tidak mempengaruhi dalam bersikap justru mereka lebih tawadhu. Tidak mengejar dunia, Dunia bukanlah orientasi mereka hidup, akan tetapi keridhoaan Allah lah yang menjadi tujuan utama.

       Khalid bin Walid memperlihatkan kepada kita betapa dunia sangat tak berart baginya, dan Abu Ubaidah dengan kezuhudannya mengajarkan bahwa akhirat adalah yang kekal dan harus menjadi tujuan utama. Sedangkan Umar bin Khattab dengan kebijaksanaanya memberikan keadilan dan uswah bagi kaum muslimin yang dipimpinnya. Pemimpin haruslah yang menjadi penasehat untuk bertaqwa kepada Allah SWT, pemimpin yang lebih taqwa dan adil.

*sejarah Islam sangat mempengaruhi kehidupan kita. semakin kita menjauhinya semakin terbelakang .

Posting Komentar

0 Komentar