Pondok Pesantren Hidayatullah Batam mengadakan acara Siyahah untuk memeriahkan Tahun baru Hijriah 1438. Kegiatan melakukan jalan malam ke pantai setokok pulau tetangga Batam yang dihubungkan oleh jembatan Barelang, mungkin teman-teman masih bertanya-tanya apa itu Barelang dan mengapa dinamakan jembatan Balerang. Balerang adalah 3 nama pulau yang disatukan yakni Batam, Rempang, dan Galang. Perjalanan malam yang dilakukan santri Hidayatullah untuk mengingat dan merenungi bagaimana Rasulullah dan Abu Bakar Ash Shiddiq berhijrah dari Mekkah ke Yastrib yang sekarang lebih dikenal Madinah.
Meskipun perjalanan yang cukup melelahkan karena menguras banyak tenaga, tetapi itu semua tidak menjadi beban utama bagi para santri, karena mereka memiliki motivasi untuk bisa menikmati keindahan alam pantai Setokok. Santri yang terbagi menjadi 15 Fiah dipimpin oleh kakak kelas XII melakukan perjalanan penuh antusias, ada yang menyanyikan yel-yel nasyid pembakar semangat, ada yang berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata karena mereka mengingat dan mentadabburi keindahan alam yang Allah ciptakan, berdzikir dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan berupa kenikmatan hidayah yang sangat berharga.
 |
Fiah yang akan siap-siap untuk melakukan perjalanan panjang |
 |
senyuman tanda kebahagian tanpa ada tekanan
terpancar dari wajah ikhlas para santri Hidayatullah Batam |
Perjalanan yang saat itu banyak dilalui oleh parang pengguna kendaraan roda 2 dan 4, mereka lalui penuh dengan hati-hati, itulah ketika sebelum perjalanan dimulai seluruh Ketua Fiah dikumpulkan oleh para pembina untuk mendengarkan nasehat dan arahan salah satunya adalah menjadikan kisah perang uhud sebagai pelajaran. Bahwa meskipun kemenangnan sudah di depan mata, akan tetapi jika ketaatan tidak ada maka yang terjadi adalah bencana, persis apa yang telah Rasulullah Saw alami saat itu merasakan luka yang berat sampai gigi beliau pecah dan masuk ke lubang yang telah dijadikan jebakan. ini adalah bukti kehilangan rasa taat itu. nah pelajaran ini yang diambil oleh para ketua fiah.
 |
detik-detik sebelum keberangkaran |
 |
mulai melangkah |
 |
perjalan syarat akan hikmah |
Dalam perajalanan mereka sangat semangat dan tidak terlihat wajah-wajah lelah dari diri mereka. Mereka menjadikan semangat para sahabat sebagai motivasi.
 |
Harus bersama memulai ! |
 |
Jembatan Barelang yang menjadi
Icon Batam |
 |
pembina yang penuh semangat |
 |
Zaki Fachrureza |
 |
Rizki Abrin |
 |
Ust Hadi Purnomo dari Papua
menularkan semangat pejuang |
 |
Ust Hamka Syaifuddin dari NTT
menyebar virus semangat |
 |
Lelah itu hilang saat melihat keindahan alam |
 |
berat sama di pikul ringan sama dijinjing |
 |
Pagi yang ceria |
 |
Dingin berlahan hilang saat bubur itu memasuki
tenggorokan |
Padahal seusai sholat shubuh tidak terlihat tanda-tanda akan hujan, akan tetapi Allah melihat bahwa para santri-santri yang telah memeiliki jiwa yang ikhlas maka Allah turunkan rahmat-Nya untuk mereka bukti cinta pada hambanya.
 |
Ust Sabran Jamil dari Pekanbaru
terima kasih ustadz, telah membimbing |
 |
Aqiel dari Nusa Tenggara Timur
Rizki Muhamamd Sholeh dari Tanjung Pinang |
 |
Kesehatan adalah mahkota
yang akan terlihat saat sakit itu tiba |
 |
Rafif, Rapena, dan Adera Prabu |
 |
Kebahagiaan itu mahal teman! |
 |
Muhammad Syamsi dari Guntung |
 |
Muqorrobin dari Tanjung Balai Karimun
Ustad Tah Huwandila semangat Natuna nun jauh disana |
 |
keceriaan yang tersimpan dalam memori pantai bisu itu |
Sangat banyak terlihat beragam kegiatan yang mengundang tawa dan bahagia saat matahari telah menyambut menyinari manusia. Santri yang awalnya lelah seketika hilang tak tahu arah saat sudah berada diatas pasir yang luas seperti Samudra.
 |
Engkau bisa?
santri bukan hanya bisa mengaji tetapi juga bisa berkreasi |
 |
Senyumlah ! |
 |
"ibu, aku bahagia menjadi santri Hidayatullah" |
 |
Bersama Ust Abdul Fattah dari Kalimantan Timur
menularkan semangat para perntis |
Saat ini peminat Pondok Pesantren sangat banyak dan meningkat karena sekarang masyarakat lebih mempercayakan anaknya untuk menimba ilmu di pondok pesantren dengan alasan untuk menjaga anandanya dari kerasnya arus kehidupan di era globalisasi ini. Bukan berarti ia harus dijauhi, karena bagaimanapun kita harus menghadapi, akan tetapi mengahadapinya membutuhkan perbekalan yang cukup. Ilmu yang baik dan berguna untuk menjaga diri adalah bekal dengan sebaik-baiknya bekal. Maka dari itu, marilah kita lihat dan saksikan dengan cermat, adakah wajah santri-santri yang memperlihatkan tekanan dan beban yang berat? tidak ada, mereka bahagia dan ceria.
 |
Berbahagialah saudaraku dengan Iman dan Islam |
 |
Muhammad Iqbal Aziz kelas IX |
 |
Berbagi kebahagian dengan alam |
 |
Sejarah Islam membuat kita berazam mengukir sejarah |
 |
Hafidz. Beben, Alifian, Jaya, dan Rangga |
 |
Wahyu Prakasa |
 |
Erlangga |
 |
Ayok mondok bersama kami ! |
 |
Dengan Ilmu yang bermanfaat kalian akan bahagia |
 |
Uzi |
 |
Pasir penghapus lelah kami |
 |
Rois Rosyadi dan Fatih Gabra |
 |
Berbahagia dengan Rahmat Allah |
 |
Graduate 2017 Inshaa Allah |
 |
semangatlah ! |
 |
Dedi |
 |
Hidup itu seperti bermain ayunan, akan ada waktu engkau berteriak
gembira dan ketakutan |
 |
Pembina Santri Pesantren Hidayatullah Batam |
Inilah sekelumit bukti kebahagiaan dan keceriaan santri dalam menyambut tahun baru Hijriah. dengan mengadakan hal-hal yang bermanfaat agar semua yang dilakukan bagian dari ibadah kepada Sang Kholik yang maha Agung. menjadi santri bukanlah hal yang menakutkan, justru sebaliknya kalian akan bahagia karena berada dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh, yang senantiasa berdoa dan taat kepada Allah SWT.
0 Komentar