Salah satu beban fikiran para Pejuang Suriah di Latakia adalah serangan udara dari rezim. Ini bukan saja bebanlah bagi Mujahidin di Suriah, Latakia khususnya, mungkin semua Mujahidin di berbagai wilayah.
Masalah bukan karena takut. Tapi senjata untuk mengantisipasi serangan udara masih sangat minim. Terutama daerah-daerah yang masih terbilang baru. Atau minim dananya. Sehingga ketika serangan udara baik pesawat maupun heli, sering kali diam dan mencari tempat yang aman menjadi pilihan terbaik.
Pengalaman ini yang tidak bisa kami lupakan saat menjadi relawan di Suriah-semoga Allah mempertemukan kita dengan Bumi Ribath-. Saat serangan-serangan udara sedang gencar-gencarnya, kami diminta untuk mencari tempat yang dirasa paling aman dari serangan. Menyerang pesawat atau heli dengan modal AK-47 tentu dianggap membuang-buang peluru. Kecuali, sasaran terbang rendah dapat terjangkau peluru. Salah satu yang di khawatirkan saat serangan udara Latakia adalah bom Birmil. Bom yang terbuat dari tong raksasa sangat brutal, kerusakan ledakannya sangat fatal. Pernah suatu ketika seorang Pejuang berkata kepada kami’’ kami selalu memikirkan bagaimana bisa meledakkan Birmil beberapa meter sebelum ia sampai ke sasaran. Karena efek dan daya ledakan tinggi”,.
Beberapa hari sepulang dari Suriah, seorang dokter spesialis bedah RSL Salma Lattakia, berasal dari Yaman bercerita, bahwa hari-hari itu saat beliau menghubungi kami saat serangan pesawat sedang dahsyat-dahsyatnya.
Ada kejadian yang ajaib dalam cerita beliau. Yaitu, saat sebuah bom Birmil di jatuhkan tepat diatas RSL Salma, semua ikhwan yang terdiri dari para pejuang yang menjaga, dokter dan kru rumah sakit lainnya, berdoa dan pasrah kepada Allah SWT seraya menunggu goncangan gedung. Disaat demikian, tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat diatas gedung. Apa yang terjadi? Ternyata, atas kuasa Allah SWT bom Birmil itu meledak sekitar 15 Meter sebleum sampai ke atap gedung.
Subhanallah, Allah menyelamatkan kita dan gedung itu. Takbir dan pujian pun bergema serentak. Allah  meledakkan bom itu sebelum sampai kesasaran, disaat para Mujahidin sedang berfikir keras bagaimana meledakkanya.
Teman-teman tercinta, begitu sulitnya mereka dalam menjalani kehidupan di Suriah. Sedangkan kita mampu menikmati makanan dengan nyaman tanpa adanya gangguan dan serangan seperti yang merkea hadapi sampai saat ini. Mereka tidak meminta kita untuk datang ke Suriah, tapi bawalah mereka kedalam Doa sholih kita. Semoga Allah dengan kemaha Agungnya memberikan pertolongan kepada kita disaat kita menghadapi kesulitan.