7 Ramadhan Keluarga Diamond mendapat kabar duka, salah satu ayah dari sahabat kami di panggil Allah SWT. Sebelumnya 22 April Ayah dari teman kami juga pergi untuk selama-lamanya, belum hilang kesedihan itu, harus ditambah dengan kesedihan yang sama. Tetapi kami menyadari bahwa setiap Orang beriman haruslah percaya akan takdir yang sudah di tentukan sang Pencipta yang maha Adil. Semua yang bernyawa akan mati kapanpun, siapapun, dimanapun, dan bagaiamanapun. Saya mendengar kabar dari Whats App Riduan sahabat saya mengabarkan pukul 04.09 Wib, bahwa Ayah sahabat kami Saidul Aksha meninggal dunia di Rumah sakit Pekanbaru. Sontak membuat badan ini bergetar, bagaimana tidak, seminggu sebelumnya saya sempat menemui beliau dan berbicara dengan beliau. Tapi ternyata itu adalah pembicaraan yang terakhir bagi kami. Semoga allah menerima amal beliau. Ketika itu group Diamond ribut, nyaris Hp saya tidak berhenti berdering tanda masuk pesan baru, dari teman-teman yang ikut mendoakan dan mengabarkan kepada kami bahwa sebagian dari kami harus ada yang pergi melihat Ahlu bait di rumah duka.
Karena lekatnya persahabatan dan kekeluargaan kami, semua teman-teman yang berada di luar Riau ikut meramaikan doa untuk almarhum. Teman-teman dari Mesir, Jawa Tengah, Medan, Jakarta dan daerah lainnya ikut mendoakan. Bagi kami kesedihan yang dialami Saidul Aksha adalah kesedihan kami juga, kami merasakan perihnya di tinggal orang yang kita sayang dan orang yang berjasa dalam hidup kita.
Hingga akhirnya sebagian dari kami memutuskan untuk datang kerumah duka, saya akan sedikit menjelaskan cerita teman-teman yang ingin datang dengan melewati beberapa kesulitan, tetapi terus diupayakan agar bisa sampai kerumah duka. Teman saya yang berada di Dumai Ulek dan Nuger ( bukan nama asli) mereka ingin datang, tetapi hujan deras yang mengguyur memaksa mereka untuk menunggu, tetapi hasrat untuk pergi sudah sangat membuncah, ditambah lagi dengan amanah yang di dapat dari mesjid untuk menjadi bilal dan bertanggung jawab dalam agenda sholat teraweh. Dengan segala upaya diusahakan untuk bisa datang, meskipun memberikan alasan-alasan palsu demi bisa sampai kerumah duka.
Teman saya yang berada di pekanbaru Andre dan Rahim, mereka sebenarnya hari itu harus mengikuti ujian yang di adakan pukul 09.00 sedangkan waktu memaksa mereka untuk pergi lebih awal, disini mereka harus memilih dan memutuskan keputusan yang cepat dan tepat, bagi mereka persahabata adalah segalanya, meskipun pendidikan juga lebih utama, tapi dalam waktu tertentu kita membutuhkan tindakan nekat, dan itu yang dilakukan Andre dan Rahim. Mereka meminta kepada dosen untuk melaksanakan ujian lebih awal lebih tepatnya pukul 07.00 Wib. Tetapi karena kampus buka jam 09.00 Wib, akhirnya mereka bingung dan meminta solusi bagaimana mereka bisa pergi melihat sahabatnya yang sedang di rudung kesedihan. Akhirnya Qodarullah, Allah memberikan jalan keluar untuk mereka. “ bagaiamana jika ujian kalian dilakukan minggu depan, maksud saya, ujian susulan” cetus dosen memecah keheningan
“ hah,,,, kami setuju, sangat setuju buk” jawab Andre penuh semangat
Alhamdulillah, mereka mendapat jalan keluar. Dengan keindahan Ramadhan dan kesuciannya, hal-hal yang sukar Allah mudahkan bagi hamba-hambanya yang memiliki niat ikhlas dan tulus. Andre dan Rahim bisa datang kerumah duka tanpa beban.
Riska teman saya, wanita yang penuh semangat ini sangat ingin sekali datang melihat, tetapi karena ada amanah yang harus dijalankan. Menjadi imam dan menemani santri untuk tadarus. Ini yang menjadi batu halang bagi Riska untuk pergi. Akhirnya dia mengatakan kepada teman-teman yang pergi, dia bisa ikut, asalkan Mahgrib sudah kembali ke Pondok. Dengan kegembiraan teman-teman mereka menyetujui, padahal jarak yang harus di tempuh untuk pulang pergi sangat menguras tenaga, ditambah lagi dengan puasa ramadhan, tapi itu bukan halangan, persahabatan menghapuskan kesukaran-kesukaran yang ada di hadapan. Persahabatan kami seolah-olah menjadi kunci kemudahan dari setiap kesulitan yang kami hadapi. Jadi tidak mungkin dan tidak akan pernah persahabatan kami putus dan hilang karena sudah 2.190 atau 6 Tahun lamanya kami menjaga persahabatan ini. Jadi tidak akan mungkin untuk hilang, meskipun terpisah oleh jarak dan waktu.
Teman-teman dari pekanbaru,dumai, dan duri sepakat untuk bertemu di Sebanga, persimpangan menuju rumah Saidul Aksha. Dan tetapi dalam perjalanan Jhoni dan Miswandhie mendapatkan sedikit halangan, mereka harus berhadapan dengan polisi. Yah,,, mereka nyaris kena tilang. Tetapi dengan diplomasi yang baik dan kejujuran yang di utamakan, akhirnya polisi itu menerima alasan mereka. “Huh,,,, perjalanan yang menguras tenaga dan fikiran” ujar Jhoni tetap semangat di tengah puasa Ramadhan
Merekapun melanjutkan perjalanan bersama-sama. Ternyata itu bukan rintangan yang terakhir teman,,,, ditengah jalan Motor Jhoni mogok, ada terjadi sesuatu pada mesin. Dikarenakan tidak ada ditemukan Bengkel motor, akhirnya mereka harus mendorong dengan jarak yang jauh, ini benar-benar ujian bagi mereka. Alhamdulillah, bengkel ditemukan, motor bisa di perbaiki meskipun membutuhkan waktu yang lama. Dari jam 09.00 – 10.05 Wib. Keringat sudah membasahi tubuh mereka, tetapi semangat mereka tidak pernah berkurang sedikitpun.
Kita dapat menemukan pelajaran dari sini, bahwa persahabatan dan kekeluargaan melupakan kita pada rasa lelah, sakit, dan bahkan kesulitan sama sekali tidak kita temukan, meskipun ada, jalan keluar itu selalu hadir dari arah yang tidak pernah kita duga. Jhoni dan teman-teman sangat ingin hadir untuk ikut mensholatkan Alharhum, ikut mendoakan dan mengantarkan di pembaringan. Rasulullah pernah memerintah kepada umatnya, bahwa haq muslim terhadap muslim yang lain ada 6, ketika salam haruslah dijawab, ketika sakit dijenguk, ketika bersin di doakan, ketika di undang harus di hadiri, dan ketika meninggal ikut menghantarkan kepemakaman, begitulah kurang lebih kalau saya tidak keliru.
Sampailah mereka di tempat yang telah kami sepakati, ketika sudah bertemu. Mulailah kami berangkat bersama-sama. Perlu dicatat teman,,, bahwa kami pergi untuk menuju kerumah duka tidak mengetahui alamatnya, hanya bermodalkan nekat. “ jika tidak tahu kita kan bisa tanya di mana rumahnya” ucap Jhoni penuh semangat.
Benar,,,,, kami memang tidak tahu dimana rumahnya, tapi kan bisa bertanya. Dan akhirnya karena bertanya itulah kami tersesat entah kemana saja. Memutar rute karena salah jalan bukan sekali kami lakukan, akan tetapi berkali-kali. Yah,,, itulah setitik bukti kentalnya persahabatan kami. Allah menguji kami lagi, dengan rusaknya motor Nuger, tapi itu tidak mematahkan semangat kami untuk sampai ketujuan. Nuger meminta kami untuk meneruskan perjalanan, jika motor sudah kembali baik, dia akan menyusul. Padahal Nuger tidak tahu jalan sama sekali. Dengan terpaksa kami meninggalkan Nuger, kami beranggapan mungkin itu rintangan terakhir yang harus kam lewati. Ternyata tidak,,, medan jalan yang sukar, berlobang, berabu, naik turun, bebatuan itu yang kami temukan disepanjang perjalanan. Terik matahari yang tidak bersahabat menambah kesukaran dalam perjalanan ini. Lagi-lagi itu tidak membuat kami patah arang.
Sesampainya di rumah duka setelah perjalanan panjang dan melelahkan, kami disambut dengan Senyuman Aksha dan ibunya, begitu tegar dan tabah mereka. Raut wajah mereka seperti tidak tertimpa musibah, karena menyambut kami. Mugkin dengan kehadiran kami membuat hilang sedetik kesedihan mereka. Salah satu tujuan kami adalah, untuk memberikan semangat dan menyampaikan bahwa kami juga ikut merasakan kesedihan dan kehilangan yang sekarang mereka alami. Setelah mengobrol kecil dan menanyakan apa saja penyakit yang di derita Almarhum, kami berdoa bersama untuk Almarhum, dan memberikan sedikit Rezeki dari kami. Meskipun itu tidak mengurangi beban mereka setidaknya mereka tahu bahwa ada orang-orang yang sayang dan peduli dengan mereka. Sahabat Diamond,,, yah,,, Diamond menjadi bagian dari keluarga mereka.
“ sampaikan salam kami dari teman-teman di mesir, semoga Allah menerima amal mereka” Tulis Karim dari Mesir
Itu satu dari banyak pesan dari teman-teman yang berada di daerah lain. Mereka yang terpisah dengan jarak dan waktu. Meskipun pada dasarnya semua teman-teman ingin datang.
“Kami tidak bisa membalas kebaikan kalian semua, hanya Allah yang mampu membalasnya” Ucap Ibunda Aksha yang tidak bisa meneruskan pembicaraan karena terharu.
Setelah berdoa kami kumpul di depan rumah Aksha untuk menunggu Nuger yang masih di jalan, Alhamdullah motornya sudah bisa kembali digunakan. Karena jauhnya tempat tujuan, kami harus menunggunya beberapa menit. Saat kami sedang berbincang-bincang ringan, keluarga yang baru datang dari jauh tidak bisa menahan tangis, smapai mereka memasuki rumah dan menemui Ibunda Aksha, tangisan masih terdengar dari dalam. Sedih,,,,, kami ikut terharu. Betapa terpukulnya kita ketika kehilangan orang yang kita sayang, dan bahkan kita belum sempat memberikan kebahagaian kepada mereka.
Ayah Saidul Aksha adalah sosok yang tangguh, penyayang, penyabar, tidak kenal lelah. Kami menuju rumah duka dengan penuh perjuangan, tetapi jalur itu dilalui Almarhum puluhan kali lamanya selama 6 tahun tanpa rasa lelah, bukan tidak mungkin ketika beliau dijalan menemukan kesulitan yang kami rasakan, tetapi itu tidak membuatnya mengeluh dan berhenti untuk melihat Ananda Tercinta.
Sahabat-sahabatku, terima kasih atas kebersamaan, kepedulian, dan kasih sayang kalian. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana indahnya seandainya seluruhnya kita kita bisa hadir dirumah duka untuk menghibur, tentunya ini akan menjadi moment berharga bagi Ahlu Bait. Tetapi doa kalian sudah lebih dari cukup untuk menghapus air mata mereka.
![]() |
setelah mneyampaikan salam dari teman-teman yang tidak bisa hadir, sekaligus menunggu salah seorang yang masih di jalan |
![]() |
Mbak Betri Yundari |
![]() |
senyuman itu akhirnya terlihat, setelah perjalanan yang menguras tenaga dan fikiran |
![]() |
miswandhie, M Riko, Abriansyah, Rahim, Nurhalimah, Triska Wahyuni, Jhoni Iskandar, Betri Yundari, Andre dan Orin ( tidak terlihat hehehe) |
![]() |
Sabar ya Aksha, Kami ada untukmu. |
![]() |
Melepas Lelah |
![]() |
Riska : Ayoklah pulang uda sore ini.... |
![]() |
Amin...... |
![]() |
Motor Nuger rusak, biar cepat bagusnya, foto-foto dahuluh |
inilah sekelumit tentang perjalanan dan kisah kami untuk terus menanam ikatan kekeluargaan dan persahabatan. semoga menjadi ikatan dunia dan akhirat.
0 Komentar