Pada hari Jumat tanggal 17 juni 2011 , para jendral asad membunuh kurang lebih dari 30 pemuda dan menguburkannya di pabrik gula, lalu melapisinya dengan semen. Tapi saat malam tiba, para jenderal itu tidak menemukan tempat yang lebih baik untuk tidur dan menginap kecuali pabrik gula ini, sehingga merekapun memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai markas selama operasi penyerangan kota.
Untuk menghidupkan situasi, sebuah ide sadis melintas di benak para jenderal itu, mereka ingin beberapa budak Sunni telanjang untuk hiburan.! Mereka memerintahkan menangkap gadis-gadis tercantik di kota bernama Aisyah, sebanyak lebih 20 orang gadis.
“pertama kali kami memasuki pabrik, kami di telanjangi dan menjadi sasaran pelecehan serta pemukulan, kemudian para jenderal itu memerintahkan tentaranya untuk berhenti memukul karena mereka ingin menikmati daging putih bersih kami,” Kata Aisyah
“setelah beberapa hari, saya pasrah tentang perkosaan tersebut, sudah menjadi bagian dari hidup saya dan sayapun menyiapkan sarapan, makan siang dan maka malam serta menghidangkan teh dan kopi, setidaknya mereka memakaikan selembar baju di tubuh saya. Saya benci menjadi budak telanjang. Saya hanya berharap mereka menutupi tubuh saya,” kata Aisyah
“pelecehan ditujukan pada nama Aisyah. Maka ketika para jenderal itu kembali dari peperangan, mereka memerintahkan kami berbaris dan menjilati sepatu booth mereka sampai bersih sebagai rasa terima kasih pada mereka. Mereka bilang, mereka akan membunuh pemberontak dan melindungi kami dari pemerkosaan. Mereka biasa mengatakan, “ Aisyah ..... kemari. Jilati booth-ku”, “ Aisyah..... bawa kopiku”, Aisyah,,, siapa Allah-mu sekarang?” dan hal-hal sangat buruk lainnya,” Kata Aisyah
“ saya sudah tahu apa yang akan terjadi sejak diberitahu bahwa yang ditangkap adalah gadis-gadis cantik yang muda. Tapi saya tidak pernah tahu mereka memilih kami karena nama kami semua, Aisyah, dan melecehkan kami dengan berbagai cara yang mungkin, barulah kami mengerti apa yang mereka inginkan” Kata Aisyah
“hari pertama dia menyuntikkan sesuatu ke kaki saya hingga kami tidak mampu berdiri. Saya berharap dia membunuh saya saja malam itu, namun mereka tidak pernah menyuntikkan kami lagi”
“Pada hari ke-3 mereka membunuh salah satu gadis yang melawan salah seorang tentara itu. Mereka memotong putingnya karena dia menentangnya. Lalu kami tahu dari pembicaraan para tentara itu bahwa mereka memperkosanya kemudian membunuhnya dan menguburnya bersama yang lainnya di bawah pabrik! Ini untuk mengikuti para gadis agar tidak ada lagi yang berfikir menentangnya,” kata saksi mata yang selamat
“kami takut, kami membahagiakan mereka, dan kami memuaskan seksual mereka bahkan di depan umum, mereka main dengan kami bahkan di atas meja saat mereka sedang merencanakan bagaiama memindahkan tank-tank mereka untuk menghancurkan kota kami. Satu-satunya yang biasa membuat kami nyaman adalah saat kami memasak untuk mereka. Tentu saja kami dilarang saling berbicara ataupun saling melihat. Tapi kami menikmati makanan enak sejak kami memasaknya.” Kata Aisyah
Pada hari ke-10, mereka bangun dan menghilang begitu saja, kami telanjang. Kami sendirian di pabrik. Kami tidak berani kabur. Kami tidak berani bertanya apakah kami sudah boleh saling berbicara atau tidak. Kami benar-benar takut. Lalu beberapa pria dari desa kami datang menyelamatkan kami” kata Aisyah
Alhamdulillah, saya telah keguguran dan dapat berjalan lebih baik sekarang. Saya masih ingat wajah-wajah mereka, nama-nama mereka dan kota-kota asal mereka. Saya bersumpah akan membalas dendam. Hanya kakak (laki-laki) saya yang tahu cerita keseluruhannya, yang tidak mungkin saya paparkan kepada keluarga karena mereka tidak akan lagi mengakui saya sebagai anak mereka setelah orang syiah memperkosa saya. Tidak ada pria akan menikahi saya karena saya seorang budak. Saya akan mencoba mengubah nama dan tidak akan seorangpun mengenal saya” kata Aisyah
Sungguh biadab dan tidak berkeprimanusiaan apa yang telah orang-orang Syiah lakukan terhadap kaum muslimah di Suriah. Apa yang telah di ceritakan Aisyah diatas adalah kisah yang sangat menyayat hati, Demi Allah seandainya hati ini tidak merasakan amarah dan sedih ketika mengetahui apa yang telah terjadi terhadap mereka, sungguh, tidak ada kebaikan dalam diri kita. Bukankah Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk saling membantu, seperti organ tubuh yang merasakan kesakitan apabila anggota tubuh yang lain terluka.
Dan kita sangat memiliki hubungan yang erat, ikatan yang tidak bisa dipisahkan dan diragukan. Bukankah kita dengan mereka sama-sama bertuhankan Allah yang Maha Tinggi. Bukankah kita dengan mereka sama-sama berkiblatkan Kakbah di Mekkah Al Mukarromah. Sungguh saudara-saudaraku yang saya cintai, kisah diatas tidak ada rekayasa sedikitpun, penulis menceritakan kisah yang telah mereka dengar dan lihat dengan mata kepala mereka, penulis juga adalah salah satu Relawan yang telah ikut terjun kelapangan membantu para korban kebengisan Rezim Syiah Nushairiyah. Tujuan saya yang paling utama adalah mengabarkan keadaan tentang saudara-saudara di suriah, agar teman-teman terbuka mata hati untuk lebih pedudli dengan mereka yang terdzolimi.
Harapan terbesar kami, setelah membaca tulisan ini untuk membawakan mereka dalam setiap doa teman-teman. Agar kita tidak di mintai pertanggung jawaban dihadapan Allah. Karena kami pernah mendengar perkataan kaum muslimin yang di suriah berkata dengan penuh amarah dan bersimbah darah “ Demi Allah, diamnya kalian telah membunuh kami dan terus membunuh kami.” Bukankah ini kalimat yang membuat kita takut. Takut karena kita tidak memperdulikan mereka. Mereka tidak meminta kita untuk datang membawa senjata bergabung dengan mereka untuk berperang, mereka hanya meminta kita untuk mendoakan di setiap sujud kita.
Semoga bermanfaat.........
“pertama kali kami memasuki pabrik, kami di telanjangi dan menjadi sasaran pelecehan serta pemukulan, kemudian para jenderal itu memerintahkan tentaranya untuk berhenti memukul karena mereka ingin menikmati daging putih bersih kami,” Kata Aisyah
“setelah beberapa hari, saya pasrah tentang perkosaan tersebut, sudah menjadi bagian dari hidup saya dan sayapun menyiapkan sarapan, makan siang dan maka malam serta menghidangkan teh dan kopi, setidaknya mereka memakaikan selembar baju di tubuh saya. Saya benci menjadi budak telanjang. Saya hanya berharap mereka menutupi tubuh saya,” kata Aisyah
“pelecehan ditujukan pada nama Aisyah. Maka ketika para jenderal itu kembali dari peperangan, mereka memerintahkan kami berbaris dan menjilati sepatu booth mereka sampai bersih sebagai rasa terima kasih pada mereka. Mereka bilang, mereka akan membunuh pemberontak dan melindungi kami dari pemerkosaan. Mereka biasa mengatakan, “ Aisyah ..... kemari. Jilati booth-ku”, “ Aisyah..... bawa kopiku”, Aisyah,,, siapa Allah-mu sekarang?” dan hal-hal sangat buruk lainnya,” Kata Aisyah
“ saya sudah tahu apa yang akan terjadi sejak diberitahu bahwa yang ditangkap adalah gadis-gadis cantik yang muda. Tapi saya tidak pernah tahu mereka memilih kami karena nama kami semua, Aisyah, dan melecehkan kami dengan berbagai cara yang mungkin, barulah kami mengerti apa yang mereka inginkan” Kata Aisyah
“hari pertama dia menyuntikkan sesuatu ke kaki saya hingga kami tidak mampu berdiri. Saya berharap dia membunuh saya saja malam itu, namun mereka tidak pernah menyuntikkan kami lagi”
“Pada hari ke-3 mereka membunuh salah satu gadis yang melawan salah seorang tentara itu. Mereka memotong putingnya karena dia menentangnya. Lalu kami tahu dari pembicaraan para tentara itu bahwa mereka memperkosanya kemudian membunuhnya dan menguburnya bersama yang lainnya di bawah pabrik! Ini untuk mengikuti para gadis agar tidak ada lagi yang berfikir menentangnya,” kata saksi mata yang selamat
“kami takut, kami membahagiakan mereka, dan kami memuaskan seksual mereka bahkan di depan umum, mereka main dengan kami bahkan di atas meja saat mereka sedang merencanakan bagaiama memindahkan tank-tank mereka untuk menghancurkan kota kami. Satu-satunya yang biasa membuat kami nyaman adalah saat kami memasak untuk mereka. Tentu saja kami dilarang saling berbicara ataupun saling melihat. Tapi kami menikmati makanan enak sejak kami memasaknya.” Kata Aisyah
Pada hari ke-10, mereka bangun dan menghilang begitu saja, kami telanjang. Kami sendirian di pabrik. Kami tidak berani kabur. Kami tidak berani bertanya apakah kami sudah boleh saling berbicara atau tidak. Kami benar-benar takut. Lalu beberapa pria dari desa kami datang menyelamatkan kami” kata Aisyah
Alhamdulillah, saya telah keguguran dan dapat berjalan lebih baik sekarang. Saya masih ingat wajah-wajah mereka, nama-nama mereka dan kota-kota asal mereka. Saya bersumpah akan membalas dendam. Hanya kakak (laki-laki) saya yang tahu cerita keseluruhannya, yang tidak mungkin saya paparkan kepada keluarga karena mereka tidak akan lagi mengakui saya sebagai anak mereka setelah orang syiah memperkosa saya. Tidak ada pria akan menikahi saya karena saya seorang budak. Saya akan mencoba mengubah nama dan tidak akan seorangpun mengenal saya” kata Aisyah
Sungguh biadab dan tidak berkeprimanusiaan apa yang telah orang-orang Syiah lakukan terhadap kaum muslimah di Suriah. Apa yang telah di ceritakan Aisyah diatas adalah kisah yang sangat menyayat hati, Demi Allah seandainya hati ini tidak merasakan amarah dan sedih ketika mengetahui apa yang telah terjadi terhadap mereka, sungguh, tidak ada kebaikan dalam diri kita. Bukankah Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk saling membantu, seperti organ tubuh yang merasakan kesakitan apabila anggota tubuh yang lain terluka.
Dan kita sangat memiliki hubungan yang erat, ikatan yang tidak bisa dipisahkan dan diragukan. Bukankah kita dengan mereka sama-sama bertuhankan Allah yang Maha Tinggi. Bukankah kita dengan mereka sama-sama berkiblatkan Kakbah di Mekkah Al Mukarromah. Sungguh saudara-saudaraku yang saya cintai, kisah diatas tidak ada rekayasa sedikitpun, penulis menceritakan kisah yang telah mereka dengar dan lihat dengan mata kepala mereka, penulis juga adalah salah satu Relawan yang telah ikut terjun kelapangan membantu para korban kebengisan Rezim Syiah Nushairiyah. Tujuan saya yang paling utama adalah mengabarkan keadaan tentang saudara-saudara di suriah, agar teman-teman terbuka mata hati untuk lebih pedudli dengan mereka yang terdzolimi.
Harapan terbesar kami, setelah membaca tulisan ini untuk membawakan mereka dalam setiap doa teman-teman. Agar kita tidak di mintai pertanggung jawaban dihadapan Allah. Karena kami pernah mendengar perkataan kaum muslimin yang di suriah berkata dengan penuh amarah dan bersimbah darah “ Demi Allah, diamnya kalian telah membunuh kami dan terus membunuh kami.” Bukankah ini kalimat yang membuat kita takut. Takut karena kita tidak memperdulikan mereka. Mereka tidak meminta kita untuk datang membawa senjata bergabung dengan mereka untuk berperang, mereka hanya meminta kita untuk mendoakan di setiap sujud kita.
Semoga bermanfaat.........
![]() |
rakyat suriah" yaa Allah, tidak ada yang kami memiliki kecuali Engkau |
![]() |
Doa kami bersamamu saudaraku tercinta |
![]() |
salah satu kekejaman syiah Nushairiyah adalah memaksa rakyat Suriah untuk menyembah presiden Bashar Al Asad laknatullah alaihi |
Dari buku AYATURAHMAN FIE JIHADI SURIAH. Mas`ud Izzul Mujahid, Lc dan Umar `Aziz, Lc
0 Komentar