Mungkin karena trauma cintanya ditolak berkali-kali, selalu gagal merajut cinta , kalbunya seperti diiris sembilu, tiba-tiba laki-laki itu bersumpah tidak akan menikah sehingga meminta pendapat kepada seratus orang , ya seratus orang.
Usai memintai pendapat 99 orang, masih ada sat orang yang belum dimintai pendapatnya. Ia pun pergi untuk menemukan siapa saja yang ia jumpai dan dapat ditanya.
Setelah lama berjalan, secara kebetulan ia bertemu dengan seorang laki-laki gila yang sedang berada di jalan dengan mengenakan kalung tulang di lehernya dan wajahnya kotor kehitam-hitaman, sebatang kayu diletakkan di selangkangannya sembari berbicara sendiri seolah-olah  ia sedang menunggangi kuda.
Usai salam laki-laki itu pun bertanya” aku mau bertanya tentang satu masalah. Barangkali kamu dapat memberikan jawaban”
Orang gila itu menjawab,” tanyalah apa saja asalkan penting, akan tetapi, janganlah sekali-kali bertanya yang bukan urusanmu.”
Ia lantas menceritakan bahwa dirinya mendapat perlakuan sangat buruk dari perempuan dan telah bersumpah tidak akan menikah hingga meminta pendapat kepada seratus orang dan orang igla inilah orang keseratus yang dimintai pendapat.
Orang gila itupun memberikan jawaban layaknya orang arif dan bijak,” ketahuilah bahwa perempuan itu ada tiga macam, satu baik untukmu, satu lainnya tidak baik untukmu, dan satu lagi, perempuan tidak baik untukmu, tapi juga jelek untukmu.
Perempuan baik untukmu ialah perempuan cantik nan lembut yang belum pernah dikenal oleh laki-laki sebelummu. Apabila melihat suatu kebaikan, ia memujinya dan apabila melihat keburukan ia menutupinya.
Perempuan tidak baik untukmu ialah yang mempunyai anak dari selain engkau, ia menguras hartamu dan memberikan kepada anaknya. Ia tidak pandai berterima kasih kepadamu meskipun engkau bekerja membanting tulang untuknya.
Perempuan tidak baik untukmu, tetapi juga tidak jelek untukmu ialah perempuan yang sebelumnya pernah menikah dengan selain engkau. Apabila melihat suatu kebaikan, ia mengatakan, “ saya sangat menyukainya itu.” Akan tetapi, apabila melihat kebrukan, ia mengingat suami pertamanya.
Itulah perihal perempuan yang telah aku jelaskan  padamu, pahamilah! Jika ingin menikah, nikahilah yang paling baik jika tidak, janganlah.”