Ibrahim At Taimi berkata : aku mengandaikan diriku dalam surga, aku makan buah-buahannya, aku dapat minum dari air sungai, aku dapat merangkul bidadarinya. Lalu aku mengumpamakan diriku berada dalam neraka , aku makan dari buah zakumnya, aku minum dari nanahnya, dan aku diikat dengan berbelenggu dan rantainya, lalu aku katakan kepada diriku, “ wahai diriku, mana yang engkau pilih? ‘ia menjawab surga,” lalu aku katakan, “ sekarang engkau berada seperti yang engkau inginkan, maka perbanyaklah amal ibadah.”
Masya allah, itulah kerinduan orang shalih yang merelakan dirinya untuk memilih yang terbaik, tanpa perlu di paksa. Dan ini adalah kalimat yang menggugah kita, bahwa sebenarnya menginginkan kebahagaian haruslah dengan kerelaan, seperti kerelaan kita  merasakan kebahagiaan itu. Kita belajar bagaimana orang-orang shalih dahulu menikmati ibadah dan syariat yang telah di tetapkan. Kita hanya menikmati kebahagaian yang di haramkan, tetapi ketika beban perintah yang kita dapatkan, menerimanya dengan keterpaksaan itu sungguh tidak adil dalam menyikapinya.