Aku dulu pernah bertanya-tanya, seperti apa sebenarnya kebersamaan itu. Apa yang kita dapatkan dari kebersamaan. Berteman dengan orang yang tidak pernah kita jumpai sebelmnya dan harus bersama dengannya adalah hal yang sangat menantang bagi diri ini. Watak, latar berlakang, kebiasaan, dan suku adalah hal yang membuat diri ini berfikir sendiri.  Terkadang senyuman yang kita keluarkan dari wajah yang sebenarnya tidak pantas untuk melakukannya. Ketika teman berbicara dan bercerita panjang lebar mengenai pengalamannya, kita berfikir, apa untungnya mendengarkan ceritanya. ?? seiring berjalannya waktu, aku mulai mendapatkan jawaban yang aku cari-cari selama ini. Sahabat,,,,, kita memang membutuhkan sahabat dalam menjalani kehidupan ini. Karena jalan yang kita tempuh sangatlah panjang dan berliku. Penuh duri dan hambatan, dikala suatu waktu kita terjatuh dan terluka maka sahabatlah yang akan membantu dan merasakan apa yang sedang kita rasakan. Perjuangan akan terasa jika kebersamaan itu kita junjung. Bukankah menjalani pendidikan di pesantren memiliki rintangan ? banyak sekali, tetapi dengan adanya  sahabat, itu tidak terasa berat dan bahkan membuat diri ini tersenyum dengan tingkah laku dan hiburan yang dia berikan. Kita saling menjaga, menjaga perasaan, menjaga ikatan dan kebersamaan.
            Foto diatas adalah 1 cerita diantara ribuan kisah yang akan kami tuliskan, ketika ada perlombaan, kebahagaiaan it rasanya milik kami saja, padahal belum tahu apa yang akan kami dapatkan hasilnya. Yang terpenting adalah membahas, apa planning selanjutnya ketika sudah di lapangan. Temanku, dia sangat bersemangat dalam masalah kulit bundar, bermain, bercerita adalah hoby yang tidak bisa dipisahkan dalam dirinya. Kami di kelas sering sekali berkumpul membahas bagaimana tim kami bermain jika sdah berhadapan dengan lawan, menyiapkan segalanya seperti tim besar, pelatih besar, dan pemain besar, padahal nihil semuanya, hanya mimpi kami yang besar, mimpi yang sejak awal sudah tertanam dalam sanubari bahwa kami akan menjadi pemain hebat. Tapi sayang,,,, semua itu terhalang oleh lingkungan yang berbeda, lingkungan pendidikan yang islami, erat dengan pembinaan, dan bahkan kami disiapkan untuk menjadi pemimpin, bukan pemain bola. Yah,,, itu hanyalah hiburan kami yang membuat sedikit hilang beban yang kami pikul selama berada di pesantren. Tetapi, dengan kami menceritakan tentang hoby yang sangat fantastis, itu menjadi ikatan yang erat dalam persahabatan kami. Senda gurau, tawa canda, mimpi, mereka adalah topik yang sangat sering kami temukan dalam persahabatan ini. Yang pada dasarnya semua menuj ke satu titik, yaitu hiburan, kami menghibur diri kami sendiri untuk tetap memiliki semangat dalam menempuh masa pendidikan yang sedikit berat, tapi kami mampu memikulnya.